Rabu 26 Aug 2020 04:55 WIB

Sejarah Puasa Sunnah Asyura dan Tasu'a

Puasa Asyura berawal dari peristiwa Nabi Muhammad SAW hijrah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Sejarah Puasa Sunnah Asyura dan Tasu'a
Foto:

Kemudian Nabi Muhammad SAW juga mengatakan, kalau seandainya masih diberi umur selama satu tahun ke depan, maka akan melaksanakan puasa pada 9 Muharram. Menurut Kiai Ahsin, puasa pada 9 Muharram bertujuan supaya tidak sama antara puasanya Nabi dan kaum Yahudi.

"Nabi ingin agar supaya puasa sejak 9 Muharram sampai 10 Muharram, jadi dua hari puasanya, supaya berbeda puasanya dengan kaum Yahudi. Hanya saja Nabi sebelum sampai Muharram tahun depan sudah wafat terlebih dahulu," kata Kiai Ahsin.

Menurut Kiai Ahsin, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan dari sejarah puasa Asyura ini. Pertama, puasa sunah bentuk tenggang rasa dan toleransi Nabi terhadap orang Yahudi. Di sini Nabi ikut berpuasa pada 10 Muharram seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi di Madinah.

Nabi juga begitu sampai ke Madinah, shalatnya menghadap ke Baitul Maqdis di Yerusalem selama sekitar 1,5 tahun. Seperti orang-orang Yahudi di Madinah yang sembahyang menghadap ke Baitul Maqdis. 

photo
Infografis Waktu-Waktu Berpuasa di Bulan Muharram - (Dok Republika)

"Itulah cara Nabi bertoleransi terhadap orang Yahudi di Madinah," ujarnya.

Kiai Ahsin juga menceritakan saat belajar di Madinah, sempat diajak dosennya ke istana orang Yahudi yang sangat memusuhi Nabi Muhammad SAW. Di sana ada mihrab yang masih menghadap ke Baitul Maqdis.

Lantas apakah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram atau puasa Asyura dan Tasu'a disunnahkan? Kiai Ahsin mengatakan puasa Asyura dan Tasu'a tersebut disunnahkan karena itu keinginan Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadits dikatakan Nabi berniat melaksanakan puasa pada 9 dan 10 Muharram di tahun yang akan datang, hanya saja Nabi lebih dulu wafat.

"Jadi kalau Muslim berpuasa pada 9 dan 10 Muharram melaksanakan puasa, ya bagus saja, karena orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Nabi akan mendapatkan pahala," ujar Kiai Ahsin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement