REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Deri Adlis*
Selama hidup di dunia ini manusia tidak akan pernah terlepas dari segala kesalahan dan kekhilafan. Ini merupakan sebuah ketetapan Allah telah ditakdirkan pada diri manusia. Hal Ini adalah merupakan sebuah tanda bahwa manusia itu bukanlah makhluk yang paling sempurna.
Namun begitu Allah telah memberikan jalan kepada manusia agar dia dapat menghapus segala kesalahan yang telah dia perbuat. Dalam kitab Hadist Arbain karangan Imam An-Nawawi, dalam sebuah hadist Nabi dari Abu Zar Jundud bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal ra, dari Rasulullah SAW bersabda: bertakwalah kepada Allah dimana kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. (H.R. Turmuzi, dia mengatakan hadistnya hasan, dan ada sebagian ulama mengatakan ini adalah hadis shahih).
Amalan pertama adalah bertakwalah kepada Allah dimana kamu berada. Taqwa merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Ini merupakan asas diterimanya segala amal shalih.Ibnu Qayyim berkata ‘takwa, hakikatnya adalah melaksanakan amalan dengan penuh ketaatan kepada Allah karena iman, dan mengharapkan pahala dari Allah SWT.
Dia itu lahir sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT dengan penuh rasa keimanan kepada–Nya. Kemudian pupuk dengan rasa murraqabatullah (merasa diawasi Allah SWT, takut terhada murka azab Allah SWT serta selalu berharap limpahan karunia dan ampunan Allah SWT.
Dalam kitab Jamiul Ulum wal Hikam dikatakan Taqwa adalah engkau beramal, mengerjakan ketaatan kepada Allah SWT diatas cahaya (petunjuk ilmu) dari Allah SWT, dengan mengharap pahala Allah, serta meninggalkan maksiat dari takut kepada Allah dan Azabnya.
Melatih diri untuk selalu berada didalam ketaqwaan merupakan kewajiban yang mesti dilakukan seorang muslim. Orang yang bertaqwa senatiasa selalu mencerminkan perilaku mulia, mengikuti al-qur’an dan ajaran Rasulullah, serta berusaha menghindari hal-hal yang menjadikan Allah SWT murka.
Allah janjikan kebahagian dan kemudahan bagi orang yang bertaqwa. Selain dari itu Allah juga berjanji akan menghapus kesalahan dan dosanya yang telah berlalu. “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (QS ath-Thalaq: 5).
Amalan yang kedua adalah iringilah keburukan dengan kebaikan. Kalimat ini menunjukan makna segera, yaitu segera menutupi perbuatan buruk tersebut dengan taubat dan amal shaleh. Jangan menunda-nundanya. Dosa bila dibiarkan mengendam lama didalam diri akan berdampak yang tidak baik dan akan membahayakan diri.
Dosa bila dilakukan secara terus menerus apalagi diiringi dengan dosa –dosa yang lain tanpa adanya upaya taubat, maka akan mendatangkan titik noda hitam yang akan mengelapkan hati. Akibatnya hati akan tertutup dari cahaya Allah sehingga sulit untuk menerima kebenaran dan hidayahnya.
Inilah yang selalu diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”
Oleh karena itu, takala kita sadar telah melakukan kesalahan dan dosa maka segerahlah untuk beristigfar dan memohon ampunan Allah. Allah berjanji akan menghapus kesalahan dan memberikan ampunan serta syurganya kepada mereka yang selalu memohon ampunannya.” dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs.Ali Imran:133).
Amalan yang ketiga adalah pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. Agama Islam telah mengajarkan umatnya tentang betapa pentingnya menjalin pergaulan terhadap sesama dengan akhlak yang baik. menjalin pergaulan terhadap sesama manusia sering dikenal dengan istilah sillaturrahmi. Allah telah memerintah kepada manusia untuk selalu menjalin sillaturrahmi. “dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Qs. An-Nisa :1).
Saking pentingnya menjalin hubungan silaturahmi, maka Rasullullah SAW memberikan permisalan orang bahwa seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti banguna yang menguatkan satu sama lain. (HR. Bukhari dan Muslim).
Agar silaturahmi bisa mengapus kesalahan, maka jalinlah sikap ini dengan rasa saling, mencintai dan menyayangi. Sebaliknya yang harus dihindari adalah sikap saling menghina sesama muslim, berprasangka buruk, mencari kesalahan dan mengunjing.
*Deri Adlis, Mubhalig di Kabupaten Kepulauan Anambas dan Sekretaris Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kepulauan Anambas