REPUBLIKA.CO.ID, Ada banyak penghambat yang bisa menghadang hamba dari melaksanakan sholat tahajud.
Berikut ini tujuh penghambat sholat tahajud yang pernah diutarakan pendiri Majelis Zikir Az-Zikro, almarhuk KH Arifin Ilham:
Pertama, "dho'ful iimaani", lemah iman; kalau kuat iman, pasti ia sangat cinta, rindu, dan sangat bahagia menghadap-Nya di penghujung malam.
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
"Sesungguhnya bangun tengah malam lebih tepat untuk khusyuk, dan bacaan kala itu sungguh sangat berkesan mendalam." (QS al-Mujammil: 6). Bukankah kekasih senang berjumpa dan berduaan dengan kekasihnya.
Kedua, "al-jahlu", karena awam ilmu agamanya; seandainya tahu dalil, keutamaan, rahasia, hikmah, keajaiban, manfaat, indahnya tahajud, pastilah ia menjaganya, bahkan sebelum tidur pun sudah senang karena nanti malam menghadap Allah.
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Apakah sama hamba Allah yang bangun malam sujud berdiri yang takut dengan dahsyatnya akhirat dan mengharapkan rahmat Allah dengan mereka yang lelap dalam peraduan tidur? Apakah sama hamba Allah yang berilmu dengan yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya hamba Allah berilmu yang mengingat Allah dipengujung malam." (QS az-Zumar: 9).
Ketiga, "hubbud dunya", diperbudak dunia sehingga dilelahkan dan disibukkan dengannya, siang-malam. Bangun malam pun karena target dunia.
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS At-Takatsur: 1-2).
Keempat, "abdul hawa", budak nafsu; orang yang kegemarannya melakukan amal maksiat, seperti pezina, pemabuk, pejudi, dan sebagainya sangat sulit untuk sholat malam. Puas dan senangnya hanya pada hal maksiat.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS Yusuf: 53).
Kelima, "tho'mul haraami", banyak makan-minum yang haram; bisa dipastikan jika sesuatu yang dikonsumsinya adalah haram, ia akan berat sekali untuk sholat lima waktu, apalagi sholat malam. Kalaupun sholat terkesan berat dan cenderung malas-malasan.
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ
"Mereka tidak mengerjakan sholat, tapi dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, tapi dengan rasa enggan." (QS at-Taubah: 54).
Tubuh yang tumbuh dari yang haram menjadi energi maksiat dan membuat lemas ibadah, wahai ikhwah fillah!
Keenam, "katsrotul dzunuub", karena selalu dan keseringan berbuat dosa. Setiap dosa yang diperbuat menjadi noktah hitam di hati, Rasulullah bersabda:
- إنَّ المؤمنَ إذا أذنب ذنبًا كانت نُكتةٌ سوداءُ في قلبِه ، فإن تاب ، ونزع ، واستغفر صقَل منها ، وإن زاد زادت حتَّى يُغلَّفَ بها قلبُه ، فذلك الرَّانُ الَّذي ذكر اللهُ في كتابِه : كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ
"Sesungguhnya seorang hamba, ketika berbuat dosa, maka pada hatinya akan tertinggal setitik noda hitam. Jika dia bertobat dari dosanya, hatinya akan dibersihkan dari noda hitam tersebut. Namun apabila dia terus menambah dosanya, noda hitam tersebut pun semakin bertambah." Demikianlah maksud dari firman Allah SWT: "Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka lakukan tersebut akan menutupi hatinya." (QS al-Muthaffifin: 14)." (HR at-Tirmidzi).
Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Saya pernah tidak bisa menjalankan sholat tahajud selama lima bulan. Hanya karena satu dosa yang dulu aku lakukan." Seseorang datang kepada Imam Ghazali untuk menanyakan kepada beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan sholat. Beliau menjawab, "Dosa-dosamu telah membelenggumu."
Ketujuh, karena alasan dari poin pertama sampai keenam, dia pun dengan mudah dikuasai setan:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (QS al-A'raf: 175).
ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ، فَقِيلَ: مَا زَالَ نَائِمًا حَتَّى أَصْبَحَ، مَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، فَقَالَ: (ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ)
Ketika Rasulullah diberi tahu tentang seorang yang tidak Tahajud, beliau menjawab, "Setan telah mengencingi kedua telinganya." (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah). Semoga Allah menanamkan keindahan iman di hati kita dan kenikmatan sholat malam.