REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Keberadaan air bersih begitu istimewa bagi masyarakat dan santri serta pengurus Pesantren Hidayatullah Baar di Desa Sambinasi Barat, Kecamatan Riung, Ngada, NTT. Selama empat tahun mereka merasakan hal itu, di mana air bersih benar-benar bukan perkara mudah.
Namun, kondisi itu kini berakhir seiring dengan direalisasikannya program air bersih di wilayah kekeringan oleh Laznas BMH.
"Alhamdulillah BMH Perwakilan Nusa Tenggara Timur dimudahkan oleh Allah untuk dapat ikut serta menyolusikan permasalahan langkanya air bersih bagi pesantren dan warga di Desa Sambinasi Barat, Riung, Ngada ini. Setidaknya selama empat tahun mereka kesulitan air dan kini telah tersenyum penuh syukur karena terealisasinya kebaikan umat melalui BMH dalam program air bersih ini," terang Kepala BMH Perwakilan NTT, Hasbullah, Jumat (14/8).
Realisasi program itu sendiri berlangsung secara pengerjaan pada 5 Agustus 2020.
"Namun, saat ini setelah tiba di Kupang kami baru dapat sampaikan perihal program penting ini," imbuhnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id
Dalam prosesnya program pipanisasi air ini membutuhkan pipa sepanjang 250 meter dari sumber air ke pesantren.
"Pengerjaan berlangsung selama 8 jam dengan gotong royong, baik masyarakat, maupun santri," jelas Hasbullah.
Masyarakat sangat antusias karena kini pesantren yang menjadi pusat pembinaan masyarakat kini telah memiliki air bersih.
"Subhanallah, kami sampaikan terima kasih kepada BMH yang membantu anak-anak kami yang belajar di pesantren ini. Sehingga, mereka kini tidak lagi kesulitan air bersih," terang salah seorang warga yang putranya juga belajar di Pesantren Hidayatullah Baar, Bapak Safar.
Hasbullah mengisahkan bahwa untuk sampai ke lokasi ini perlu perjalanan panjang.
"Perjalanan cukup panjang, melalui fery dari Kupang ke Aimere sehari semalam, lanjut jalan darat dari Kota Bajawa ke Riung kurang lebih 3 jam dengan roda 4. Di Riung harus berjibaku menuju pantai utara dengan menyisir pesisir selama 30 menit, barulah tiba di Pesantren Hidayatullah Baar," urainya.
Ketua Yayasan An-Nur, Nurdin Potok di Riung Ngada mengucapkan terima kasih atas terealisasinya program ini.
"Alhamdulillah, terima kasih kepada BMH bersama para donatur. Semoga senantiasa dalam berkah Allah Ta'ala. Air bersih ini tidak semata akan memudahkan kebutuhan hidup sehari-hari, mulai aktivitas biasa hingga ibadah, tapi juga insya Allah dapat menjadi solusi atas kekurangan air yang menjadikan tanah kering dan tandus. Sekali lagi, terima kasih kepada BMH," tutupnya.