REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sambut kemerdekaan, panen perdana dari program ketahanan pangan dan harmoni kebaikan berbasis masyarakat pesantren. Panen perdana tersebut dilakukan serempak di lahan seluas 50 Hektare, melibatkan hampir 2.000 penerima manfaat.
Tanaman padi hasil kolaborasi Dompet Dhuafa melalui Social Trust Fund (STF) bersama OK Oce dan Pondok Pesantren Alam (PPA) Al Muhtadin Sukabumi, Jawa Barat, hari ini memasuki masa panen tahap awal. Pada Jumat (14/8) pagi, panen perdana secara simbolis dilakukan oleh Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Nasyith Majidi Bersama Pimpinan Ponpes Al Muhtadin.
Luas keseluruhan persawahan proyek kerja sama tersebut mencakup 50 Hektar. Proyek tersebut merupakan bagian dari Program Ketahanan Pangan berbasis Masyarakat Pesantren dan Petani Binaan yang dikembangkan oleh Dompet Dhuafa.
Pada sela-sela panen padi, Nasyith Majidi mengatakan, kerja sama tersebut mencakup luas kurang lebih 50 Hektare sawah irigasi di Desa Ciracap, Sukabumi, Jawa Barat, dengan sepuluh kelompok tani binaan yang setiap kelompok terdiri atas 10-20 Kepala Keluarga.
“Dengan hasil maksimal per hektar di kisaran 6-7 ton sekali panen dalam kurun tiga bulan. Maka diperkirakan bisa produksi tiga kali atau sekitar 1.050 ton per tahunnya. Semuanya dikelola oleh para santri dan petani pemberdaya,” ujar Nasyith Majidi.
Nasyith Majidi menambahkan bahwa Dompet Dhuafa merencanakan ke depannya, siap melaksanakan program pengembangan pertanian (pangan) berbasis pesantren sekitar 1.000 Hektar."Setelah panen padi 50 hektar di Pesantren Al Muhtadin ini selesai. Insyaa Allah akan dilanjutkan dengan program yang sama, yaitu seluas seribu hektar di beberapa daerah,” pungkas Nasyith.
Kolaborasi besar di tengah suasana pandemi akibat Covid-19 yang cukup panjang tersebut, bisa menjadi solusi bagi masyarakat luas. Hasil produksi yang bagus diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan kemandirian ekonomi bagi masyarakat pedesaan. Panen dari program ketahanan pangan menjadi bukti kita mampu merdeka pangan.