REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada beragam tujuan yang Allah SWT maksudkan dengan diturunkannya bencana. Selain sebagai pengingat, mengangkat derajat manusia, nyatanya hal sederhana yang dapat dihadirkan dari adanya bencana adalah diucapkannya doa dari mulut manusia.
Pakar tafsir dan ilmu qiraat, KH Ahsin Sakho, menjelaskan bahwa setiap manusia pasti akan diberikan musibah atau merasakan bencana. Allah, kata beliau, tak akan membiarkan hamba-Nya untuk diam tanpa diberikan ujian berupa bencana.
Beliau pun menerangkan, musibah yang diberikan kepada seorang hamba akan dilaksanakan dengan cara yang berbeda-beda. Bagi mereka yang menerima bencana dan cobaan dengan sabar, maka hamba tersebut merupakan seorang hamba yang tangguh dan keimanannya cukup kuat.
Di dalam buku Menjadi Wanita Paling Bahagia karya Syekh Aidh Al-Qarni dijelaskan, dengan adanya bencana pula ternyata doa bisa terucap dari mulut orang-orang yang kerap melupakan Allah SWT.
Maka dengan berbagai latar belakang diturunkannya bencana, sesungguhnya Allah SWT telah menakar kadarnya sesuai dengan kemampuan manusia. Allah berfirman dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 286 berbunyi: لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا “La yukallifullahu nafsan illa wus’aha.” “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”