Ahad 09 Aug 2020 04:23 WIB
yahudi

Shabbetai Tzevi: Mesias Masuk Islam Sebab Inkuisisi?

Kisah mesias yahudi masuk Islam

Shabbetai Tzevi, Rabi yang mengaku sebagi mesis dan kemudian masuk Islam pada kekuasaan Sultan Mehmet IVdi Turki.
Foto:

Dalam referensi dengan merujuk buku Perang Demi Tuhan karya Karen Amstrong dan dimuat pada laman 'sqaindonesia.wordpress.com, ternyata ada pula sepenggal kisah mengenai Sabbatai Zevi setelah memilih masuk Islam.

Ternyata kepindahan Sabbatai Zevi menjadi seorang mualaf tidak main-main. Ia pun mengajak pengikutnya untuk masuk Islam, sekitar 300 keluarganya termasuk pengikutnya masuk Islam bersamanya. Sultan Mehmed IV pun senang mendengar kabar itu, ia pun memberi nama Islam kepada Sabbatai Zevi yaitu Mehmed Effendi dan diangkat sebagai pegawai pemerintahan dan mendapat gaji untuk menunjang hidupnya.

Shabbetai Tzevi | Jewish pseudo-messiah | Britannica

Tentu saja bagi adanya kabar Mesias masuk Islam membuat gempar kaum Yahudi, seakan tak percaya bahwa seorang Mesias masuk Islam. Mesias yang membawa harapan baru bangsa Yahudi untuk mengakhiri masa perasingan kini telah masuk Islam. Sedangkan Nathan guru spiritualis Sabbatai Zevi pun terpuruk. Dialah dianggap sebagai aktor utama yang mengatakan Sabbatai Zevi sebagai mesias.

Kaum Yahudi pun menuduh perbuatan yang dilakukan oleh Sabbatai Zevi merupakan dosa terburuk dan tak tertandingi. Sepertinya mereka lupa, dulu mereka pernah melakukan dosa suci untuk mempercepat turunnya Mesias ke muka Bumi. Banyak tuduhan-tuduhan hina yang dialamatkan kepada Sabbatai Zevi setelah masuk Islam, tetapi ia tetap berpegang teguh dengan ajaran Islam dan malah mengajak kaum Yahudi untuk masuk Islam.

 Tuduhan yang paling menyakitkannya adalah ia masuk Islam karena dipaksa Sultan Mehmed IV, tetapi dalam surat yang ditulis pada tahun 1889 menyangkal tuduhan itu. Ia menulis dalam suratnya agama Islam adalah kebenaran sejati.

Walaupun kebanyakan orang-orang Yahudi yang dulunya percaya bahwa Sabbatai Zevi adalah Mesias menganggap hina dia, tetapi ada juga orang-orang Yahudi yang taat kepada Mesias itu, dengan mengikuti Mesias Sabbatai Zevi. Kelompok ini mengajak orang-orang Yahudi untuk taat dan mengikuti Mesias Sabbatai Zevi untuk memeluk Islam karena dia seorang Mesias, kelompok ini menamakan dirinya Sabbatean.

Setelah kematian Shabbetai pada tahun 1676, sekte tersebut terus berkembang. Kecenderungan nihilistik Shabbetaianisme mencapai puncaknya pada abad ke-18 dengan Jacob Frank, yang pengikutnya konon mencari penebusan melalui pesta pora di festival mistik.

In Profile : Shabbatai Tzvi & the Sabbatean-Frankist Chronology ...

Begitulah kisah Shabbetai yang menghebohkan sampai kini dan terus menjadi kontroversi. Ini makin terasa kontroversial karena ketika terbaring di tempat di masa akhir hidupnya ada kisah bila dia sempat mengatakan tanah yang diperjanjikan, yakniYerusalem, dapat kembali ke pangkuan orang Yahudi bila bersama-sama dilakukannya dengan kaum Muslim.

Apakah 'nubuat' dan kata dari Shabbetai Tzevi alias Mehmet Efendi akan terbukti? Sebab juga ada anaslia yang menyatakan timbulnya sikap yang terjadi atas diri Shabbetai itu sebagai ekpresi kekalutan Yahudi kala terjadi inkuisi setelah Kesultanan Umayyah yang berpusat di Granda (kini Spanyol Selatan) ditaklukan kerajaan Eropa Katolik dalam perang Salib keempat. Saat itu Paus sebagai menyerukan penduduk Spanyol yang bergama Islam dan Yahudi harus pindah agama menganut Katolik. Kalau tidak mau pilihannya ada dua: dihukum mati atau pergi ke luar dari Spanyol.

Nah, di sini lagi-lagi Yahudi yang terus terusir dari berbagai tempat semenjak zaman Nabi Musa membawanya ke Mesir, kini harus menerima kenyataan baru. Padahal dalam Kesultanan Islam di Spanyol itu mereka selama ratusan tahun bisa hidup damai dan rukun. Bahkan Kekhalifan dari dinasti Umayyah ini mendirikan negaranya atas dasar asas penghormatan kepada tiga agama: Islam, Yahudi dan Kristen. Tapi semenjak kekuasaan kesultanan Umayyah roboh harmoni itu tak ada lagi. Semua harus seragam.

Irena Handono - Topi Tahun Baru (Sanbenito) = Tanda Murtad ...

  • Keterangan gambar: Pelaksanaan hukuman Inkuisi kala zaman Raja Ferdinand dan Ratu Isbela setelah merobohkan kekuasaan kekgalifahan Umayyah di Granda, Spanyol.

Dalam sejerahnya ini terjadi pada  1492 kala raja Ferdinand dan Isabella mengeluarkan Dekrit Alhambra yang memerintahkan seluruh Yahudi untuk meninggalkan Spanyol. Umat Islam di Spanyol juga mendapat perintah serupa. Banyak di antara mereka yang pindah ke agama Kirsten daripada harus meninggalkan Spanyol, dan mereka ini disebut dengan istilah 'conversos'. Para conversos ini dicurigai tidak pindah agama dengan jujur dan tulus.

Ferdinand II kemudian menekan penguasa takhta suci Vatikan Paus Siktus IV agar menyetujui pembentukan sebuah Inkuisisi yang dikendalikan oleh Spanyol. Paus menyetujuinya karena Ferdinand mengancam menarik dukungan militernya kepada Sang Paus, padahal saat itu Kepausan sedang terancam oleh Turki Ottoman.

Namun kemudian Paus Sikstus IV menuduh Inkuisisi Spanyol terlalu bersemangat, dan menuduh Ferdinand dan Isabella terlalu rakus dan mengeluarkan sebuah 'bulla' untuk menghentikannya, tetapi Ferdinand mendesak Sikstus untuk menarik kembali 'bulla' tersebut. Dalam kedua kejadian tersebut Sikstus dan Ferdinand tetap saling akur satu sama lain.

Orang-orang Islam di Spanyol, Mudéjars atau yang sudah pindah ke Katolik, disebut Moriscos (moro), tak luput dari penganiayaan yang dilakukan oleh Inkuisisi Spanyol. MenurutPerjanjian Granada tahun 1491, umat Islam dijanjikan kebebasan beragama, tetapi perjanjian ini tidak berumur panjang. Pada 1502 umat Muslim diberikan ultimatum untuk masuk Kristen atau meninggalkan Spanyol.

Jadi apakah karena trauma atas Inkuisisi itu kemudian membuat sesosok orang Yahudi seperti Shabbetai Tzevi kemudian berani mengaku sebagai Mesias? Ingat masa hidup Shabbetai itu sezaman dengan peristiwa tragis bin horor itu!

Wallahu'alam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement