REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menyampaikan bahwa pesantren akan berperan aktif melaksanakan protokol kesehatan. Kemenag juga berharap pesantren bisa menjadi role model bagi masyarakat di masa pandemi virus corona atau Covid-19.
"Mudah-mudahan pesantren justru akan menjadi role model seperti yang diharapkan oleh kita semua, karena kalau pesantren saja nanti tidak taat (protokol kesehatan), bagaimana yang lain, saya tidak bisa membayangkan," kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono saat video konferensi tentang penerapan protokol kesehatan di pesantren pada era adaptasi kebiasaan baru, Rabu (5/8).
Waryono mengatakan, pesantren akan menjadi role model, berpartisipasi aktif dan menjadi partner pemerintah dalam melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19. Menurutnya, para kiai dan ustaz di pesantren sangat taat pada protokol kesehatan. Sebab di pesantren ada lima tujuan kenapa syariat Islam itu diterapkan, tujuan yang paling utama adalah menjaga jiwa dan fisik manusia sehingga bisa selamat
Ia menerangkan, pembelajaran di pesantren telah dimanajemen agar jangan sampai menjadi klaster baru. Hal ini disadari betul oleh para kiai dan ustaz di pesantren, meskipun disadari bersama bahwa sebagian besar infrastruktur pesantren masih kurang memadai.
Waryono mencontohkan fasilitas MCK yang biasanya kurang memadai di pesantren. "Tapi beruntung dan terima kasih melalui (Kementerian) PUPR tahun ini akan memberikan bantuan MCK ke 100 pesantren di 10 provinsi," ujarnya.
Ia menilai, jumlah bantuan tersebut sebenarnya kurang untuk pesantren yang jumlahnya banyak, tapi Kemenag berterima kasih karena akan memperbaiki infrastruktur pesantren. Ke depan diharapkan pesantren akan semakin lengkap infrastruktur, sarana dan prasarananya. Sehingga para santri dan kiai menjadi masyarakat yang sehat.
Orang pesantren mengatakan bahwa akal yang sehat ada pada tubuh yang sehat. Jadi kalau tubuhnya sehat, maka Insya Allah cara berpikirnya dan cara menelaahnya akan baik. "Maka atas nama Kementerian Agama dan juga pondok pesantren beserta lembaga-lembaga yang ada di dalamnya, kami menyampaikan terima kasih," ujarnya.
Waryono mengatakan, para telah kiai melakukan manajemen kedatangan santri. Jadi santri datang ke pondok pesantren secara bertahap dan diatur jadwalnya. Sebelum santri masuk ke kamar masing-masing, seperti yang dilakukan oleh Gontor, mereka dikarantina dan diisolasi terlebih dahulu.
"Karena memang yang paling sulit dilakukan di pesantren adalah physical distancing karena satu kamar biasanya isinya santri banyak dan ini pengalaman saya sendiri satu kamar isinya 20 orang," jelasnya.
Ia menyampaikan, alhamdulillah telah mendapat informasi beberapa pesantren sudah melakukan pendaftaran santri baru dan ujian masuk dengan cara daring. Ini adalah kemajuan yang cukup berarti
Kemenag juga membangun komunikasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Supaya ada fasilitas jaringan internet untuk pesantren, terutama di pesantren-pesantren di pedesaan dan daerah tertinggal.