REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Bahagia
Dari Aisyah bahwa Nabi SAW bersabda: "Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) qurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR Ibnu Majah)
Selain itu, dari Abdullah bin 'Amru, ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW "Islam manakah yang paling baik?" Nabi SAW menjawab: ‘Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.’ Kemudian, barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat kami.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Setelah itu Allah berfirman: “Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Mahaesa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya, dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.” (QS: Al-Hajj: 34).
Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari hadits dan ayat Alquran di atas. Pertama, contoh pemberdayaan masyarakat dan sosial. Pemberian daging qurban kepada seseorang berarti telah berperan menghindari orang tersebut dari kekurangan gizi. Sementara terpenuhi gizi akan bepengaruh terhadap kesehatan seseorang tersebut.
Kedua, bernilai keberlanjutan atau sustainability. Pengentasan kemiskinan harus dimulai dari aksi bersama seperti berqurban. Ketika hari raya qurban maka spirit kebersamaan nampak sehingga orang-orang termotivasi untuk berqurban.
Semangat ini jika dilanjutkan maka orang-orang yang tergolong kekurangan saat ini akan naik statusnya menjadi manusia yang sejahtera. Untuk itu aksi ini harus terus berlanjut di luar hari raya berkurban.
Ketiga, teguran. Orang yang tergolong kaya sangat banyak, namun sedikit dari mereka yang berqurban. Padahal jika orang yang tergolong kaya bersatu padu untuk berjiwa sosial seperti berqurban maka lebih cepat lagi kemiskinan bisa dihapuskan. Andai saja orang yang kaya raya tadi tahu akan pahala dari berqurban maka menyesal dia hari ini tidak berqurban. Pahala berqurban itu dihitung mulai dari bulu hewan qurban. Mungkin sulit sekali untuk menghitung berapa jumlahnya.