Sabtu 01 Aug 2020 04:53 WIB

Cegah Penyelundup, Malaysia Adaptasi Strategi Perang Khandaq

Pasukan Bersenjata Malaysia (MAF) menggali parit sedalam 2,4 meter.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Cegah Penyelundup, Malaysia Adaptasi Strategi Perang Khandaq. Tentara Malaysia. Ilustrasi
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Cegah Penyelundup, Malaysia Adaptasi Strategi Perang Khandaq. Tentara Malaysia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALANERANG -- Perang Khandaq atau parit merupakan salah satu perang penting dalam sejarah Islam. Ketika itu, Muslim menggali parit untuk menghadapi lawannya.

Strategi yang sama diterapkan oleh Pasukan Bersenjata Malaysia (MAF). MAF menggali parit sepanjang perbatasan Malaysia-Thailand, khususnya di wilayah Durian Burung. MAF berharap parit itu membantu mereka menghadapi masalah penyelundupan barang dan imigran ilegal.

Baca Juga

Komandan Brigade Keenam Brigjen Datuk Mohd Halim Khalid mengatakan keputusan membangun parit diambil karena sebelumnya para penyelundup bisa melintasi perbatasan dengan sepeda motor atau kendaraan roda empat padahal perbatasan sudah dipagari kawat. Tapi tak sedikit dari pagar kawat itu berlubang disana sini oleh ulah penyelundup.

"Dengan parit ini, kendaraan tak bisa lewat menembus pagar perbatasan," kata Halim dilansir dari Bernama, Jumat (31/7).

Parit yang dibuat MAF kedalamannya mencapai 2,4 meter. Tentu sulit bagi kendaraan menembus parit sedalam itu.

Walau demikian, MAF tetap berjaga-jaga jika penyelundup nekat berjalan kaki menembus perbatasan. "Tentara masih menyiagakan pos di perbatasan Durian Burung," ujar Halim.

Halim menyatakan segala upaya penyelundupan akan ditindak tegas. Bahkan jika pelakunya ialah warga lokal di perbatasan.

"Ada penduduk lokal yang bekerja dengan sindikat penyelundup. Mereka memantau patroli kami. Kami berusaha melacak otak kejahatan ini beserta informannya," kata Halim.

MAF yang berjaga di perbatasan menjalani Operasi Benteng yang merupakan operasi di bawah Gugus Tugas Nasional (NTF). Dalam NTF, MAF bertugas bersama kepolisian di Raja Malaysia, otoritas maritim (MMEA) dan badan keamanan perbatasan Malaysia (Aksem). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement