Jumat 31 Jul 2020 09:37 WIB

Pengantar Diin Al-Islam Awal Materi Sekolah Dai BAZNAS

Ajaran Islam tidak akan pernah habis untuk dikaji sesuai perkembangan  zaman.

Anggota Baznas Prof KH Ahmad Satori Ismail menyampaikan materi materi awal Sekolah Dai BAZNAS.
Foto: Dok Baznas
Anggota Baznas Prof KH Ahmad Satori Ismail menyampaikan materi materi awal Sekolah Dai BAZNAS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mualaf Center BAZNAS (MCB) bersama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan BAZNAS mengadakan Sekolah Dai  BAZNAS (SDB). Kegiatan itu digelar  Senin hingga Jumat, 20 - 24 Juli 2020.

Sekolah Dai  BAZNAS memberikan pengantar mengenai Diin Al-Islam pada Senin (20/7). Pengantar tersebut merupakan awal pemaparan materi yang disampaikan oleh Prof  Dr  Ahmad Satori Ismail selaku Anggota BAZNAS Republik Indonesia. Sebanyak 120 peserta dari berbagai macam latar belakang seperti perwakilan BAZNAS, Lembaga Amil Zakat, Lembaga Dakwah dan Akademisi turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Islam merupakan agama wahyu yang mengandung berbagai macam ajaran dalam segala segi kehidupan umat manusia, bahkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Bagi orang yang mempedomaninya sebagai jalan hidup (way of life) diyakini akan mendapat jaminan kebahagiaan di dunia dan akhirat,” terang Ustadz Satori dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Dia juga menerangkan bahwa sebagai agama samawi,  ajaran Islam tidak akan pernah habis untuk dikaji sesuai kebutuhan hidup dan perkembangan zaman. “Islam berarti tunduk dan meyerah kepada Allah baik lahir maupun batin dengan melaksanakan perintah Nya. Oleh karenanya, orang yang telah memeluk diin Islam dan mengerjakan tuntunannya akan selamat di dunia dan akhirat serta akan mendapatkan keselamatan/kedamaian sejati,” ujarnya.

Ustdaz Ahmad Satori  mengajak peserta untuk mengetahui ciri khas diinul Islam. Ada tujuh ciri khas yang ia paparkan. Yaitu, 1) Robbaniyyah, bahwa Islam bersumber dari Allah SWT bukan dari manusia; 2) Insaniyyah ‘alamiyyah (kemanusiaan dan universal) bahwa diin Islam diturunkan sebagai petunjuk untuk seluruh manusia bukan khusus suatu kaum atau golongan; 3) Syamil (lengkap dan mencakup), bahwa hukum dan ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada suatu pekerjaan, baik yang kecil maupun yang besar sekalipun, kecuali Islam telah menerangkan hukumnya.

Kemudian, 4) Basathoh (mudah) bahwa ajaran Islam mudah untuk dikerjakan, tak ada kesulitan sedikitpun, sebab Islam tidak membebankan manusia suatu kewajiban kecuali sebatas kemampuannya; 5) Al’Adalah (keadilan yang mutlak), menegakkan keadilan mutlak dan mewujudkan persaudaraan dan persamaan ditengah kehidupan manusia serta memelihara darah, kehormatan, harta, akal dan diin mereka. 6) Tawazun (keseimbangan), Islam dan seluruh ajarannya menjaga keseimbangan antara kepentingan umum, antara jasad dan ruh, antara dunia dan akhirat. 7) Perpaduan antara Tsabat (tidak berubah) dan Murunah (menerima perubahan). 

“Tsabat pada pokok-pokok dan tujuannya, murunah pada cabang, sarana dan cara-caranya sehingga dengan sifat murunahnya diin Islam dapat menyesuaikan diri dan dapat menghadapi perkembangan zaman serta sesuai dengan segala keadaan” terangnya.

Seusainya pemaparan materi, peserta sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan. Terdapat 13 pertanyaan yang diajukan dengan berbagai macam konteks mengenai pendampingan dakwah oleh para dai. Namun hanya beberapa pertanyaan yang dapat dijawab oleh Ustadz Satori sebab adanya keterbatasan waktu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement