Jumat 31 Jul 2020 00:54 WIB

Wanita Al Irsyad Tingkatkan Mutu Organisasi di Era Digital

Sinergi antardepartemen di organisasi ini merupakan hal yang penting.

Red: wahidah
Ketua Umum Wanita PB Al Irsyad Fahimah Askar
Foto: Dok PB Wanita Al Irsyad
Ketua Umum Wanita PB Al Irsyad Fahimah Askar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Wanita Al Irsyad kembali menyelenggarakan majelis ilmu sekaligus silaturahim virtual. Mengusung tema ‘’Pemanfaatan Teknologi oleh Para Wanita Entrepreneur Sukses’’, kegiatan webinar itu bertujuan meningkatkan mutu organisasi di era digital dan mengoptimalkan silaturahim di antara pengurus di masa pandemi.

Ketua Umum Wanita Al Irsyad Fahimah Askar mengatakan, webinar silaturahim dan majelis ilmu kali ini tak hanya diikuti jajaran pengurus dan guru dari seluruh Indonesia, tapi juga beberapa ibu dari luar negeri serta para bapak yang ingin menyemangati keluarganya.

‘’PB Wanita Al Irsyad sudah lima kali mengadakan kajian pekanan sejak awal pandemi,’’ kata Fahimah saat menyampaikan sambutan pada webinar yang digelar Senin (27/7) lalu.

Ia juga menginformasikan, penanggung jawab webinar dilakukan secara bergiliran oleh departemen-departemen yang ada di PB Wanita Al Irsyad. Kali ini yang bertugas sebagai penanggung jawab adalah Departemen Media dan Komunikasi.

Dibentuk pada 2017, departemen ini merupakan departemen termuda di PB Wanita Al Irsyad. Ketua Departemen Media dan Komunikasi PB Wanita Al Irsyad Eva Anisah Ambadar menilai, sinergi antardepartemen di organisasi ini merupakan hal yang penting. 

‘’Pembenahan dari sisi informasi dan syiar oleh organisasi harus didukung oleh seluruh PW (pengurus wilayah) , PC (pengurus cabang) se-Indonesia agar terjadi peningkatan yang lebih baik dan lebih optimal,’’ ujar Eva melalui keterangan tertulis yang diterima //Republika.co.id//, Kamis (30/7).

Adapun narasumber pada webinar kali adalah Amanah Abdulkadir PhD, dosen yang juga anggota Dewan Pakar PB Wanita Al Irsyad.

Wanita yang menamatkan pendidikan S2 dan S3 dari universitas ternama di Amerika Serikat ini memotivasi para peserta untuk menjadi pengusaha sukses serta mengenalkan industri Mripat (matematika, rekayasa, ilmu pengetahuan alam dan teknologi) yang canggih.

Menurut doktor ekonomi yang menyukai film Star Trek ini, jika menolak kesempatan berbisnis maka seorang wanita akan kehilangan ganjaran yang sangat besar, yaitu berada bersama para nabi, syuhada dan orang-orang yang benar di akhirat kelak.

Pada kesempatan itu, ia juga mengisahkan tentang sejumlah wanita di Indonesia dan di negara lain yang berhasil menjadi pebisnis sukses. Pada umumnya, wanita-wanita sukses tersebut sangat didukung oleh keluarga atau suaminya.

Sayangnya di negara berkembang, menurut Amanah, masih banyak Muslimah yang sejatinya termotivasi menjadi pebisnis namun terkendala oleh tidak adanya dukungan itu.

 

Pada forum itu, Amanah juga menekankan harapannya agar semakin banyak generasi muda Muslimah yang berkecimpung di industri yang mengandalkan matematika, rekayasa, ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai wiraswasta maupun ilmuwati.

‘’Untuk itu perlu segera ada kurikulum, alat bantu ajar, perpustakaan dan peragaan yang lebih memotivasi siswa untuk menekuni Mripat,’’ kata dia.

Amanah juga mengusulkan agar Pemerintah Indonesia meneladani Pemerintah Australia yang memonitor kemajuan dan partisipasi kaum perempuan di bidang Mripat sejak duduk di sekolah dasar hingga dunia kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement