REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD – Mantan menteri Mohammed Ali Shabbir dari Kongres mendesak Dewan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India mengangkat isu seputar pembongkaran dua masjid di kompleks sekretariat Telangana.
Dalam pernyataan lain, Kongres MLA (Member of the Legislative Assembly), T Jayaprakash Reddy, mempertanyakan mengapa Asaduddin Owaisi dari Majlis-E-Ittehadul Muslimeen (MIM) dan Bandi Sanjay dari Parta Bharatiya Janata (BJP), tidak mengeluarkan semua sumber dayanya dan mempermasalahkan Menteri Utama K Chandrasekhar Rao dan pemerintah TRS terkait pembongkaran dua masjid dan sebuah kuil di empat sekretariat.
Jayaprakash Reddy mengatakan BJP yang dianggap sebagai partai Hindutva juga tidak melakukan agitasi serius terhadap TRS yang berkuasa. BJP disebut hanya mengeluarkan pernyataan yang mengecam pembongkaran tersebut.
Dilansir di Times of India, Owaisi, selama masa pemerintahan sebelumnya tidak mengizinkan relokasi masjid untuk pelebaran jalan. Namun kini, Jayaprakash Reddy menyebut, ia secara terbuka belum mengeluarkan pernyataan tentang pembongkaran tempat-tempat ibadah.
Mohammed Ali Shabbir lantas mengirimkan surat kepada Ketua Dewan Hukum Muslim Seluruh India, Moulana Rabey Hasan Nadvi, Sabtu (25/7) lalu. Dalam suratnya, ja menulis dua masjid dan sebuah kuil dihancurkan secara ilegal di lokasi sekretariat.
"Saya meminta Dewan untuk mengangkat masalah Masjid-e-Hashmi dan Masjid-e-Dafatir Mohammedia di Sekretariat segera," tulis Ali Shabbir dalam suratnya, dilansir di //Times of India//, Rabu (29/7).
Ali Shabbir juga menyebut jika ia merupakan menteri kabinet di pemerintahan YS Rajasekhar di negara bagian ketika renovasi kedua masjid dilakukan. Masjid di dekat Blok C, Masjid-e-Dafatir Mohammadia, merupakan bagian dari Istana Saifabad.
Masjid yang dibangun di atas tanah 25 hektare sultan keenam, Nizam Mir Mehboob Ali Pasha pada 1888 M dan kemudian digunakan Dewan sebagai Kantor Administrasi. Pembangunan kembali masjid ini dimulai pada 8 Mei 2009 dan diresmikan pada 9 September 2010 oleh Mufti Khaleef Ahmed, Ameer-e-Jamia Nizamia.
"CM KCR ingin membangun kompleks sekretariat baru yang luas. Dan karenanya, mereka memastikan dilakukan pembongkaran, termasuk tempat ibadah," lanjutnya.
Pembongkaran disebut dilakukan dengan cara yang sangat rahasia pada 8 Juli 2020 dan tidak ada media atau bahkan fotografi diizinkan. Gedung-gedung tinggi di sekitar sekretariat pun ditutupi untuk mencegah orang mengambil gambar atau video rumah ibadah yang dihancurkan.