Rabu 29 Jul 2020 12:14 WIB

Ketika Israel Mengubah Masjid Jadi Sinagoge Hingga Bar

Israel telah mengubah 15 masjid menjadi sinagoge.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Ketika Israel Mengubah Masjid Jadi Sinagoge Hingga Bar. Seorang pria Palestina berjalan di dekat semprotan tembok yang dilukis dengan slogan-slogan anti-Palestina dalam bahasa Ibrani yang berbunyi, pengepungan terhadap orang-orang Arab, bukan pada orang-orang Yahudi, tanah Israel adalah untuk orang Israel, di sebuah masjid di el-Bireh, dekat kota itu. Kota Ramallah di Tepi Barat, Senin (27/7/2020).
Foto:

Berubahnya Masjid

Khatib melakukan studi dan mengungkapkan, Pemerintah Israel telah mengubah 15 masjid menjadi sinagoge. Sementara itu, 40 masjid lainnya ia sebut telah dihancurkan, ditutup, atau ditinggalkan. Jumlah itu belum termasuk 17 masjid lainnya yang diubah menjadi lumbung, bar, restoran, atau museum.

Dia mencontohkan dalam penelitiannya, Masjid Al-Ahmar di kota utara Safed diubah menjadi gedung konser. Masjid Al-Jadid di kota Kaisarea diubah menjadi sebuah bar. Hal itu juga serupa dengan Masjid Ayn Hawd di Haifa dan lantai atas di Masjid Al-Siksik di Jaffa.

"Setelah Nakba, sekitar 539 desa Palestina hancur. Semua bangunan Palestina, termasuk masjid, telah menjadi mangsa yang mudah bagi pemerintah Israel," kata Khatib.

Padahal, jauh sebelum Nakba, dia masih ingat betul bagaimana penuhnya masjid oleh jamaah. Khatib menegaskan, otoritas Israel melakukan itu dengan dalih memberlakukan undang-undang untuk menyita properti orang-orang Palestina yang meninggalkan rumah mereka. 

Padahal, menurut angka Israel, ada sekitar 1,5 juta warga Palestina yang tinggal di Israel. "Knesset (parlemen Israel) mengesahkan hukum absen, di mana Israel menyita bangunan dan properti warga Arab (yang meninggalkan rumah mereka ke daerah lain). Kebijakan yang sama diterapkan oleh Israel ke banyak masjid dan tempat-tempat sholat," katanya.

photo
Warga Palestina beribadah di malam yang diyakini sebagai Lailatul Qadar di luar kompleks Masjidil Aqsa yang ditutup karena pandemi Covid-19 selama bulan suci Ramadan di Yerusalem Timur yang dijajah Israel pada 19 Mei 2020. - (Anadolu/Mostafa Alkharouf)

Upaya dan Penyangkalan

Khatib menambahkan, Palestina telah melakukan beragam upaya untuk mendapatkan aset miliknya kembali, terutama masjid. Namun, dia menyatakan hal itu selalu gagal dan ditolak Israel.

Pada Oktober 2015, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan ada sekitar 400 masjid di Israel. Jumlah jamaah masjid juga diklaim melonjak menjadi lima kali lipat selama 25 tahun terakhir.

Kementerian mengatakan, otoritas Israel juga mengalokasikan jutaan shekel untuk membangun tempat ibadah bagi umat Islam yang tinggal di Israel. Namun, Khatib menolak klaim Israel itu, dengan mengatakan "Pemerintah Israel tidak pernah membangun masjid dalam sejarah negara itu. Semua masjid telah dibangun oleh orang-orang kami, yang mengumpulkan sumbangan untuk membangun tempat ibadah mereka," tuturnya.

https://www.aa.com.tr/en/middle-east/israel-turning-mosques-into-synagogues-bars/1925051

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement