Selasa 21 Jul 2020 21:30 WIB

Kue Klepon tidak Islami, Fakta atau Ulah False Flag Buzzer?

Banyak kejanggalan dalam postingan kue klepon tidak Islami.

Rep: Ali Mansur/ Red: Nashih Nashrullah
Postinga kue klepon tidak Islam menghebohkan jagat maya, Selasa (21/7)
Foto: Dok Istimewa
Postinga kue klepon tidak Islam menghebohkan jagat maya, Selasa (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kue tradisional klepon tengah menjadi perbincangan hangat di jagad media sosial. Lantaran diisukan kue yang identik berbentuk bulat itu dia dianggap sebagai makanan yang tidak Islami.

Itu terjadi setelah penggalan foto kue Klepon dengan tulisan kapital "kue Klepon tidak Islami" sengaja diviralkan pihak yang tak bertanggungjawab.

Baca Juga

Seorang warganet dengan akun Facebook bernama Mayumi Fujimoto membeberkan kronologi viralnya "Kue Klepon Tidak Islami.” 

Menurutnya, sekitar 16 jam sebelum viral ada yang memposting foto kue Klepon dengan tujuan sarkas atau false flag. Foto itu lengkap dengan tulisan kue Klepon tidak islami, serta keterangan "Yuk tinggalkan jajanan yang tidak Islami, dengan cara membeli jajanan Islami, aneka Kurma tersedia di toko syariah kami". 

Kemudian di dalam foto itu ada kredit bertuliskan, "Abu Ikhwan Aziz" dengan huruf kapital. Foto tersebut diunggah di Facebook dengan akun bernama Erma Retang. 

Namun kini, menurut Mayumi postingan dari Erma Retang tersebut sudah dihapus. "Ditrack gak ada namanya "Abu Ikhwan Aziz" di setiap sosmed dan belanja. Diblow up buzzer mindbreak ketahuan false flagnya," ujar Mayumi, dalam postingannya, Selasa (21/7). 

Lanjut Mayumi, sore harinya, akun bernama Abu Ikhwan Aziz baru dibuat dua sekaligus dengan domain yang berbeda, tapi domainnya fake. 

Di atas pukul 17:30 muncul lagi "Abu Ikhwan Aziz" baru dan kali ini mengunggah gambar. Mayumi meminta agar pihak terkait tidak memfitnah muslim dengan nama-nama serba Islami. Padahal tidak ada nama "Abu Ikhwan Aziz" di media sosial  manapun.  

"Seharusnya kalau dia ngepost kek ginian, harus ada sourcenya. dan sourcenya saja fiksi, gak ada dan dibuat buat. Kemungkinan influencer karena friendlist-nya di-hide, dan comment section-nya tutup, satu ini emang kreatif banget, buat desain," tulis Mayumi.

Dalam postingan-nya, Mayumi menyayangkan publik figur yang turut mem-blowup postingan fitnah tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa false flag atau operasi bendera palsu adalah sebuah fitnah yang seakan akan pihak tertentu membuatnya.

Padahal yang membuat event tersebut adalah dia sendiri. Dalam kasus ini, seakan-akan pihak Muslim "Abu Ikhwan Aziz" yang membuatnya, sementata tidak ada orangnya.

"Contoh false flag yang mudah dijelaskan, fandom jkt48 berpura pura menjadi fandom cjr dan membuat ulah seakan akan fandom cjr itu toxic. (drama tahun 2013)," tutup Mayumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement