REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL--Banyak warga Gunungkidul yang sebagian besar berprofesi petani tidak cuma mengalami kekeringan, tapi merasakan gagal panen. Hamparan sawah tidak mendapat pasokan air, dan berbagi air ke sesama mahluk jadi keharusan.
Tidak sedikit warga yang hanya mengandalkan bantuan air atau harus membelinya dari truk tangki swasta untuk keperluan minum, mandi bahkan mencuci. Kemarau yang terjadi tahun lalu jadi salah satu musim kering paling parah dampaknya.
Di tengah-tengah bencana kekeringan, Global Qurban-ACT pada Idul Adha 2019 lalu mengirimkan hewan qurban terbaiknya bagi warga Gunungkidul. Tidak kurang 176 ekor hewan qurban disembelih di Kecamatan Paliyan dan Kecamatan Semin.
Di Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, misal, Global Qurban-ACT kirimkan 105 ekor hewan qurban untuk masyarakat. Bersama warga, mereka gotong royong sembelih domba dan didistribusi ke masyarakat prasejahtera dan terdampak kekeringan.
Pada Idul Adha 2020, Global Qurban-ACT akan kembali mendistribusikan hewan qurbannya ke berbagai daerah. Termasuk, wilayah terdampak bencana seperti kekeringan, masyarakat prasejahtera, serta masyarakat terdampak Covid-19.
Tim Program Global Qurban-ACT DIY, Kharis Pradana mengatakan, distribusi hewan qurban ke wilayah terdampak bencana bertujuan mengurangi beban warga. Pasalnya, setiap bencana pasti membawa dampak buruk bagi warga terdampak.
Kharis menekankan, meluasnya distribusi hewan kurban tidak pernah lepas dari kebaikan pequrban yang menyalurkan qurbannya melalui Global Qurban-ACT. Hal itu ditambah semakin banyak warga terdampak pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Kami berkomitmen dan mengajak dermawan untuk ikut berbagi kebahagiaan lewat sekantong daging qurban ke masyarakat di berbagai daerah, termasuk wilayah-wilayah terdampak bencana," kata Kharis, Senin (20/7).