REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --- Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU), KH Arifin Junaidi berharap seluruh madrasah yang belum teraliri listrik dan kesulitan mengakses jaringan internet bisa segera ditangani. Sehingga siswa madrasah pun dapat dengan nyaman mengikuti pembelajaran. Menurut Kiai Arifin pembelajaran jarak jauh di madrasah yang belum teraliri listrik terutama yang berada di daerah zona merah covid-19 dilakukan secara luring.
"Bagi sekolah atau madrasah yang belum teraliri listrik dan tidak masuk zona hijau, PJJ dilakukan secara luring," kata Kiai Arifin kepada Republika pada Selasa (14/7).
Menurutnya ribuan madrasah yang disebutkan Kementerian Agama belum teraliri listrik itu karena jaringan listrik belum sampai ke daerah-daerah tersebut. Kendati demikian, Kiai Arifin mengatakan pihaknya belum melakukan inventarisasi madrasah dibawah naungan LP Ma'arif NU yang sudah atau yang belum teraliri listrik.
"Harapannya seluruh wilayah negara kita teraliri listrik, dan terjangkau jaringan internet sehingga bisa dilakukan PJJ secara daring," katanya.
Sementara itu dihubungi terpisah Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, Kemenag, Ahmad Umar belum mau menjelaskan secara rinci tentang permasalah banyaknya madrasah yang tak teraliri listrik. Ahmad Umar juga tak menjelaskan kendala yang dihadapi serta solusi dari Kementerian Agama bagi madrasah-madrasah yang sudah bertahun-tahun tak teraliri listik. Menurut Umar saat ini pihaknya sedang fokut pada pembelajaran tahun ajaran baru.
Dari data yang diperoleh Republika dari Kemenag, total jumlah madrasah yang belum dialiri listrik mencapai 11.998 unit. Madrasah-madrasah yang tak teraliri listrik kebanyakan berada di pulau Jawa diantaranya Jawa Timur sebanyak 2.945 madrasah, Jawa Barat 2.52 madrasah, Jawa Tengah 870 madrasah, serta Banten 592 madrasah. Termasuk juga di DKI Jakarta ada sebanyak 272 madrasah yang tak teraliri listrik. Sementara sisanya berada di pulau Jawa dengan terbanyak berada dk Sumatera Utara yakni 803 madrasah.
Jumlah madrasah yang belum dialiri listrik tersebut belum termasuk yang menggunakan generator (genset) berbahan bakar diesel untuk opersional sehari-hari. Jawa Timur lagi-lagi jadi pemuncak madrasah dengan genset itu sebanyak 143 unit disusul Riau (130). Total madrasah yang menggunakan genset mencapai 622 madrasah.
Selain ketiadaan listrik, madrasah-madrasah di Pulau Jawa juga paling banyak belum memiliki akses internet. Perinciannya, 3.193 di Jawa Timur, 2.684 di Jawa Barat, 1.039 di Jawa Tengah. Selain itu, ada 637 di Banten, 272 di DKI Jakarta, dan 83 di DI Yogyakarta.
Di luar Jawa, terbanyak di Sumatra Utara (870 madrasah), NTB (516), Sulawesi Selatan (511), dan Riau (475). Secara total, jumlah madrasah yang tak memiliki akses internet mencapai 13.793 unit. Sedangkan yang kurang lancar akses internetnya mencapai 622 madrasah.