Kamis 09 Jul 2020 12:23 WIB

Kisah Raja Batik Penyokong Dakwah Muhammadiyah

Haji Bilal Atmajoewana adalah adalah pendukung utama gerakan Muhammadiyah.

Kisah Raja Batik Penyokong Dakwah Muhammadiyah. Raja Batik dari Yogyakarta, Haji Bilal Atmajoewana. Ia adalah penyokong dana Muhammadiyah.
Foto:

Mengutip dari Buku Haji Bilal Atmajoewana, pada puncak kejayaannya, firma Haji Bilal memiliki beberapa workshop dan mempekerjakan 700 karyawan. Firma bukan hanya menjual produksinya di Jawa, tetapi juga Sumatra dan Singapura. Beberapa orang menjulukinya “raja batik” dari Yogyakarta.

H. Bilal usianya tidak panjang, sama seperti KH Ahmad Dahlan yang meninggal pada usia 55 tahunan. H Bilal meninggal pada 11 Oktober 1948. Ahli warisnya membekukan Firma H Bilal pada tahun 1960 berkaitan dengan urusan keluarga. Tapi sampai hari ini ahli waris masih mengelola aset yang diwariskan H Bilal. 

Beberapa bangunan di Jalan KH Ahmad Dahlan seperti Hotel, toko batik dan bangunan yang disewakan kepada pihak kedua masih dikelola oleh ahli waris H Bilal. Kompeks Taman Joewana yang terletak di Jalan Dagen belakang Malioboro dengan 24 rumah tinggal juga dikelola oleh ahli waris H Bilal Atmojoewana.

Sehingga kompleks itu dinamakan Taman Joewana. AR Baswedan salah seorang pahlawan nasional yang menghabiskan masa tuanya di Kompeks Taman Joewana. Rumah ini dipinjamkan oleh H Bilal kepada AR Baswedan dan ditinggali AR Baswedan hingga tutup usia.

Pada masa hidupnya, H Bilal adalah pendukung utama gerakan Muhammadiyah. Terutama mendukung dalam urusan pendanaan. Wakaf tanah dan harta dari H Bilal untuk Muhammadiyah sampai hari ini masih dirawat dengan baik oleh Muhammadiyah: Tanah Kompleks Muhammadiyah Purwo di Ngampilan saat ini digukanakan untuk Masjid, Kantor PCM Ngampilan, SD Muhammadiyah Ngampilan, SMP Muhammadiyan 1 dan SMA Muhammadiyah 5.

H Bilal dan menantunya juga memiliki peran yang besar dalam pembangunan Masjid Margoyuwono di Alun-Alun Selatan dan Masjid Syuhada di Kotabaru Yogyakarta. Selain itu, anak turunan H Bilal juga banyak mewakafkan tanahnya untuk Muhammadiyah. 

Kisah H Bilal merupakan cermin masa lalu yang dapat menjadi petunjuk dan ibrah, bahwa dakwah dan perjuangan membutuhkan amunisi. H Bilal adalah contoh pengusaha yang berdedikasi pada urusan amunisi dakwah. Hari ini diperlukan banyak Haji Bilal di Muhammadiyah dalam menyokong dakwah Muhammadiyah, terutama di ranting dan Cabang Muhammadiyah.

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/07/09/haji-bilal-atmajoewana-raja-batik-penyokong-dakwah-muhammadiyah/

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement