REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum menjadi perndakwah terkenal seperti sekarang ini, Ustaz Abdul Somad (UAS) ternyata juga pernah hidup dalam kesusahan. Setelah pulang belajar dari Maroko, UAS pernah lama menerjemahkan buku di Jakarta.
Saat menerjemahkan buku itu, UAS kemudian difoto temannya. Menurut UAS, foto itu lah yang sering dilihatnya agar tetap ingat bahwa dirinya pernah hidup susah.
“Ketika saya merasa sulit, saya lihat foto itu agar ingat bahwa saya pernah mengalami hidup sulit,” ujar UAS dalam acara bincang santai virtual berama Imam Shamsi Ali dari Amerika Serikat, Ahad (5/7) malam.
“Jadi saya selau melihat gambar itu. Jadi sesulit apapun saya tetap beryukur karena Allah kasih nikmat,” imbuhnya.
Hal ini diceritakan UAS saat Shamsi Ali bertanya tentang cara agar bisa tetap istiqomah. Namun, UAS mengaku dalam hidupnya ternyata tidak istiqamah lantaran selalu berusaha untuk memenuhi semua keinginan almarhum ibunya, Rohana.
“Adapun tentang istiqomah, saya kira tidak juga istiqamah ustadz, karena mencla mencle juga,” ucapnya.
Menurut UAS, dulu almarhum ibunya sangat ingin agar dirinya kuliah di luar negeri dan ingin agar menjadi seorang dosen.
Namun, setelah ibunya meninggal pada Maret 2019 lalu ternyata takdir berkata lain. Justru, saat ini UAS menjadi pendakwah yang paling berpengaruh di Indonesia.
“Setelah beliau meninggal ternyata saya tidak jadi dosen lagi, tapi paling tidak saya bisa membahagiakan beliau,” kata dai sejuta folower ini.