REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menekankan, masyarakat perlu membudayakan diri disiplin terhadap protokol virus corona jenis baru (Covid-19). Hal itu mengingat masa pandemi belum dapat diprediksi kapan berakhirnya.
Perlunya sikap disiplin dinilai juga perlu diselaraskan dengan semangat kebersamaan. Masyarakat dan umat pun diimbau agar terus waspada terhadap Covid-19 untuk menekan penyebaran yang semakin luas. Mengingat hingga kini, angka kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat mencapai 60 ribu jiwa.
"Kasus baru Covid-19 tampak terus muncul dan sudah tembus di angka 60 ribu jiwa. Maka kita harus tetap waspada dan patuhi protokol kesehatan Covid-19," kata Anwar dalam pesan teks yang diterima Republika, Jumat (3/7).
Untuk itu, kata dia, dalam menghadapi situasi ini semua elemen masyarakat tentu saja sangat dituntut untuk selalu waspada. Mengingat sampai saat ini vaksin yang sudah teruji untuk menangkal Covid-19 pun belum juga kunjung ditemukan. Bahkan hal itu menurut para pakar baru, kata Anwar, akan ada antara satu hingga 1,5 tahun yang akan datang.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Yang jelas kita tentu tidak mungkin untuk terus berkurung diri di rumah karena kita juga harus makan dan minum serta perlu memenuhi kebutuhan pokok lainnya. Maka, kita perlu budayakan disiplin terhadap protokol Covid-19," ujarnya.
Dia mengakui bahwa masyarakat akan amat terasa berat dan terbebani dengan pola hidup disiplin terhadap protokol Covid-19 terus-menerus. Namun demikian hal itu sangatlah penting untuk kelangsungan kehidupan sosial di era tatanan baru (new normal) seperti sekarang.
Dia berkeyakinan bahwa dengan disiplin dan bersatunya masyarakat dalam menghadapi masalah diharapkan Indonesia akan bisa mengatasi persoalan yang berat ini dengan sebaik-baiknya sehingga kehidupan di negeri ini dapat kembali pulih dan normal seperti semula.