REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Dewan Muslim Victoria, Australia (ICV) menyayangkan fitnah yang timbul menyebut komunitas Muslim menjadi klaster baru penularan Covid-19. Padahal fitnah yang disebarkan sejumlah media itu tanpa bukti kuat.
Wakil Presiden ICV Adel Salman menuduh balik sejumlah media menebar pesan perpecahan dan kebencian. Salman merasa kenaikan penderita Covid-19 tak ada hubungannya dengan komunitas Muslim. Namun sayangnya hal itu tak menghentikan penyebaran fitnah tersebut.
"Mereka bermain narasi dan diserap oleh yang percaya. Lalu timbul lagi anggapan Muslim sebagai ancaman, Muslim dianggap mencoba menyakiti masyarakat dengan virus sekarang setelah dulu pakai senjata dan bom," kata Salman dilansir dari SBS News, Senin (29/6).
Salman menganggap pemberitaan fitnah semacam itu tak adil karena tak memberi kesempatan Muslim mengklarifikasinya. Bahkan menurutnya fitnah itu tak membuat masyarakat jadi lebih aman dari Covid-19.
"Fitnah itu tak menyelesaikan masalah. Malah menstigmatisasi komunitas Muslim dan memecah belah dengan kebencian, tentu ini menyakiti kita semua," ungkap Salman.
Kolumnis koran Herald Sun Andrew Bolt dan komentator Sky News Peta Credlin jadi pihak-pihak yang menebar fitnah pada komunitas Muslim. Mereka menyalahkan komunitas Muslim atas naiknya penderita Covid-19.
Sejumlah klaster Covid-19 di Victoria berada di pemukiman sebelah utara dimana merupakan area dengan populasi lintas budaya. Komunitas Muslim jadi penghuni terbanyak pemukiman disana.
Bulan lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison sempat memuji peran komunitas Muslim dalam pencegahan Covid-19. Komunitas Muslim dianggap berkorban besar demi mencegah penularan Covid-19. Salah satunya dengan tak beraktivitas ibadah di tempat umum selama Ramadhan.