REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Thinktank Turki baru-baru ini menyoroti bagaimana rasisme anti-Muslim tumbuh subur di Eropa, termasuk di wilayah Balkan. Padahal, Balkan merupakan kawasan negara-negara dengan mayoritas Muslim sejak empat ratus tahun lalu, sebut saja Albania, Kosovo, dan Bosnia.
Mengutip Trt world, Rabu (24/6) dari buku Islamophobia in Muslim Majority Societies, diterangkan bahwa Islamofobia bisa diartikan dalam fungsi dan sudut pandang berbeda. Tetapi, pada dasarnya, fenomena ini terhubung ke konteks politik global yang sangat terstruktur oleh tatanan pasca-kolonial dan terkait dengan hegemoni Amerika Serikat kontemporer di dunia.
Buku itu juga menerangkan, Amerika Serikat telah menjadi salah satu sumber pendanaan pusat terkait narasi anti-Muslim yang tersebar secara global. Terlebih, di laporan pada 2019 lalu yang berjudul ‘’Hijacked by Hate: American Philantrophy and the Islamophobia Network’’, menemukan adanya 1.096 organisasi yang bertanggung jawab atas pendanaan 39 kelompok untuk menyebarkan sentimen anti-Muslim di wilayah tersebut.
Lebih lanjut, kontributor laporan Islamofobia di bagian Abania itu, Nadi Dosti berpendapat, sangat penting untuk mengidentifikasi, menganalisis dan menangani retorika anti-Muslim dalam realitas Albania dan negara lain yang berbahasa serupa.
“Islamofobia di Albania telah mengalami intensifikasi di berbagai bidang kehidupan, termasuk pekerjaan, pendidikan, perwakilan media, serta sistem peradilan. Dengan opini dan stereotip negatif, termasuk pidato kebencian di media arus utama, media sosial, dan platform daring lainnya,” Tambah Dosti.
Hal serupa juga diungkapkan penulis bagian Kosovo di laporan tersebut, Adem Ferizaj. Menurut dia, ada ancaman terhadap Kosovo sebagai sebuah negara dari pihak tertentu menyoal Anti-Muslim. Padahal, 96 persen masyarakat Kosovo merupakan Muslim.
Sambung dia, selama kurun waktu 1990-an, di Kosovo atau Bosnia ada banyak warganya yang dibunuh karena keyakinan Muslim.
“Muslim yang mengenakan jilbab atau jenggot cenderung didiskriminasi dalam kehidupan sehari-hari di Kosovo, tidak boleh dilupakan bahwa Muslim adalah akar penyebab banyak upaya genosida di Balkan, terutama perang di Bosnia dan Kosovo selama 90-an, ”Tambah Ferizaj.
Tak hanya di wilayah Balkan. Hingga kini, Islamofobia juga meliputi wilayah lainnya di Eropa Barat, terlebih, pada 2019 lalu umat Islam di negara Eropa lainnya juga menghadapi kebencian Islamophobia yang semakin menjadi. Bahkan, di beberapa negara seperti Prancis, Jerman, Norwegia, dan Inggris, ada banyak sekali serangan terhadap masjid.
Berdasarkan pemaparan, ada lebih dari 871 kejahatan rasial yang dilakukan terhadap Muslim pada 2019. Sebanyak 58 di antaranya ditujukan pada situs-situs keagamaan Muslim, dan di empat puluh enam lainnya dilakukan pada Muslim dengan serangan fisik oleh fanatik anti-Muslim.
Sumber: https://www.trtworld.com/magazine/why-does-islamophobia-exist-in-muslim-majority-countries-37513