REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menyambut hari raya kurban di tengah kemungkinan masih berlangsungnya pandemi virus corona atau Covid-19, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) mempersiapkan produk daging sapi olahan berupa abon. Daging kurban itu untuk para penerima manfaat yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia.
IZI sebagai lembaga zakat nasional memilih produk olahan kurban berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) bernomor 37 Tahun 2019. Tentang pengawetan dan pendistribusian daging kurban dalam bentuk olahan.
"Di tengah kesiapsiagaan kita berjibaku dengan pandemi Covid-19, pilihan daging kurban dalam bentuk olahan menjadi logis dan efektif," kata Ketua Qurban IZI Tahun 2020, Muhammad Ardhani melalui pesan tertulis kepada Republika, Selasa (23/6).
Ardhani mengatakan, bentuk olahan daging kurban tertuang di dalam Fatwa MUI Nomor 37 Tahun 2019. Olahan tersebut dapat didistribusikan secara merata hingga ke wilayah terdalam Indonesia. Dari sekian banyak bentuk olahan daging kurban, IZI akan memilih produk berbentuk abon atas banyak pertimbangan dan kemudahan distribusinya.
Dipilihnya abon hasil survei yang dilakukan Tim Qurban IZI Tahun 2020 yang melibatkan sampel melalui para mustahik binaan mereka. Ardhani merangkum secara keseluruhan bahwa produk olahan abon adalah pilihan yang tidak akan mereka sia-siakan.
"Dalam pandangan mustahik kami, lidah orang Indonesia terbiasa dengan cita rasa abon. Produk ini sangat pas untuk kami angkat agar kemanfaatannya dapat dirasakan langsung oleh para penerima manfaat kita (IZI) yang tengah menghadapi dampak akibat wabah Covid-19," jelasnya.
General Manager IZI di Bidang Edukasi dan Kemitraan Zakat ini juga menjelaskan banyaknya manfaat yang dihasilkan dari produk abon ini. Di antaranya adalah nilai gizi yang terkandung dari abon dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia.
Di samping itu, abon memiliki tingkat keawetan hingga enam bulan lamanya. Secara terbuka, Ardhani menjelaskan proses pembuatan abon IZI ini dikerjakan oleh mitra mereka yang berada di Kota Makassar. Ia merinci alur produksi abon IZI yang dinilainya aman, sesuai protokol pencegahan penularan Covid-19.
Pemotongan hewan akan dilakukan secara bersih sesuai syariat dan protokol kesehatan yang berlaku mulai dari hari raya Idul Adha hingga hari Tasyrik. Kemudian bagian terbaik dari sapi, yaitu dagingnya akan diproses menjadi abon selama dua pekan."Terakhir, pendistribusian dilakukan maksimal selama 30 hari ke depan karena akan menjangkau daerah terpencil dan 16 kantor cabang kami," jelasnya.
Ardhani menjamin higienitas abon IZI ini mulai dari proses pemotongan hingga menjadi produk akhir. Di mana pengolahannya terpusat di beberapa tempat yang dijamin kebersihannya serta profesional, sekaligus minimnya interaksi menjadikan social distancing dapat terlaksana.