REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- Aktivitas keagamaan Muslim di Provinsi Xinjiang dimana etnis Uighur tinggal diklaim tak terpengaruh pandemi Covid-19. Sebab biro urusan agama setempat yaitu Xinjiang Islamic Institute dianggap berhasil menerapkan langkah pencegahan.
Muslim di Xinjiang disebut tetap bisa beribadah normal seperti shalat lima waktu di Masjid setiap hari. Jamaah diminta mengenakan masker dan menjaga jarak satu meter selama beribadah. Sebelum masuk masjid, jamaah mesti melewati tes suhu tubuh.
Kepala Xinjiang Islamic Institute Mahmut Usman mengatakan pemda setempat sudah menerapkan langkah pencegahan Covid-19. Ia menyambut baik penerapannya karena demi kesehatan semua orang.
"Tujuannya memastikan keselamatan aktivitas keagamaan bagi publik," kata Usman dilansir dari china.org, Selasa (23/6).
Salah satu jamaah sekaligus murid Xinjiang Islamic Institute, Hadrejan Abulihamit menyebut perlu membersihkan tangan dengan hand sanitizers sebelum makan. "Ruangan asrama juga dibersihkan setiap hari dengan disinfektan," ujar Abulihamit.
Jamaah Masjid lainnya, Ruzi Mollak mengaku setiap hari pergi ke masjid untuk beribadah. Pria yang berprofesi sebagai petani itu merasa nyaman shalat di masjid. "Sholat di Masjid adem karena pakai AC. Selain pengecekan suhu tubuh dan cuci tangan sebelum masuk Masjid semuanya normal-normal saja," ujar Mollak.