REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI -- Biro Urusan Agama Regional mengatakan kegiatan keagamaan Muslim di wilayah otonom Xinjiang Uygur, Cina Barat Laut, tetap tidak terpengaruh oleh Covid-19, berkat langkah-langkah pencegahan virus yang efektif di kawasan itu.
Dilansir di global.chinadaily.com.cn, Senin (26/6) kegiatan keagamaan tidak terganggu di Institut Islam Xinjiang dan sholat lima waktu berjamaah tetap diadakan setiap hari. Menurut institut itu, siswa diharuskan mengenakan masker dan menjaga jarak sosial lebih dari satu meter saat mengambil bagian dalam layanan. Selain itu, mereka harus menjalani pemeriksaan suhu sebelum memasuki ruang layanan.
Hadrejan Abulihamit, seorang siswa dari daerah Manas mengatakan mereka diharuskan membersihkan tangan dengan alkohol sebelum makan dan asrama mereka didisinfeksi setiap hari.
Abla Rexit yang berusia 75 tahun, dia adalah mantan imam di sebuah masjid lokal di Artux, telah memilih untuk beribadah di rumah sejak wabah menimpa. "Saya berdoa setiap hari untuk kesehatan dan kesejahteraan keluarga saya," kata dia.
Ruzi Mollak, seorang petani di prefektur Aksu, pergi ke masjid di dekat rumahnya setiap hari untuk berdoa. Dia mengatakan bahwa AC membuat masjid lebih dingin daripada rumahnya. "Kecuali pemeriksaan suhu dan sanitasi tangan sebelum masuk, semuanya seperti biasa," kata dia.
Mahmut Usman, kepala biro urusan agama daerah mengatakan bahwa pemerintah daerah telah sepenuhnya menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk memastikan kegiatan keagamaan yang aman dan tertib bagi masyarakat.
Sumber: http://global.chinadaily.com.cn/a/202006/22/WS5ef0620ba310834817254a84.html