REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Hakim pengadilan distrik Tel Aviv, Israel, mengeluarkan perintah untuk menghentikan pekerjaan konstruksi bangunan tempat tinggal bagi tunawisma. Hakim memerintah demikian karena di tanah itu ditemukan pemakaman Muslim tua sehingga pembangunan kontruksi tersebut menuai protes masyarakat.
Hakim mengatakan, pekerjaan konstruksi harus dihentikan sampai sidang 22 Juli mendatang. Dewan Islam Jaffa mengklaim pemerintah kota tidak memiliki izin yang sah untuk membangun tempat tinggal tunawisma. Dewan itu juga mengajukan petisi terhadap pemerintah kotamadya Tel Aviv-Jaffa, dan mengklaim izin konstruksinya telah kedaluwarsa.
Atas hal itu, hakim memang tidak mengeluarkan putusan dan akan mengadakan sidang pada 22 Juli mendatang. Hakim menyebutkan, pekerjaan kontruksi itu harus dihentikan sampai masalah ini dapat diklarifikasi.
Konstruksi di atas pemakaman itu telah memicu demonstrasi selama berhari-hari di Jaffa, sebuah kota yang didominasi Arab yang merupakan bagian dari kotamadya Tel Aviv. Beberapa ditangkap polisi setelah mencoba masuk ke kompleks, rusuh, melempar batu dan menggunakan gas air mata ke arah polisi.
Perselisihan itu terjadi karena situs, yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Maqbarat al-Is'aaf, merupakan satu-satunya kuburan Muslim di Tel Aviv. Dari berkas permohonan pengadilan, disebutkan bahwa pemakaman itu luput dari perhatian selama bertahun-tahun sebelum Tel Aviv Development Fund memutuskan menghancurkan sebuah rumah berlantai satu.
Rumah tersebut adalah peninggalan era Utsmaniyah yang digunakan sebagai tempat penampungan tunawisma dan sebuah bangunan berlantai tiga yang baru dan lebih baik. Selama protes selama dua pekan terakhir, kendaraan dan tong sampah telah dibakar, batu-batu dilemparkan ke polisi dan sebuah bom api dilemparkan ke gedung kota Tel Aviv-Jaffa.
Perwakilan dari aliansi partai politik mayoritas Arab di Israel, Mansour Abbas mengunjungi situs itu pada Sabtu malam lalu. "Situs-situs suci bernilai religius tertinggi, memerlukan perhatian khusus dari Walikota Ron Huldai," kata dia dilansir dari Times of Israel, Kamis (18/6).
Setelah buldoser menghancurkan bangunan rumah untuk tunawisma itu, tulang-tulang setidaknya 30 orang ditemukan telah terkubur dalam struktur bangunan. Otoritas Barang Antik Israel menentukan bahwa kuburan itu berisi tulang-belulang dari zaman Ottoman sepanjang perjalanan kembali ke periode Helenistik. Dewan Islam membangun batu nisan di atas masing-masing kuburan.
Negosiasi antara Dewan dan kota mengenai situs terbukti tidak berhasil. Pengadilan Tinggi kemudian memerintahkan agar pembangunan dihentikan sehingga masalah tersebut dapat diputuskan di pengadilan.