REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Konferensi Internasional ke-12 tentang Ekonomi dan Keuangan Islam akan menjamu para akademisi dan pakar terkenal dari seluruh dunia secara daring pada 14-20 Juni. Pidato pembukaan akan disampaikan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Konferensi tersebut diadakan oleh Universitas Istanbul Sabahattin Zaim (IZU) berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian dan Pendidikan Islam Bank Pembangunan Islam (IRTI). Konferensi bertujuan untuk berkontribusi pada pemahaman, dan interpretasi yang lebih baik tentang ekonomi dan keuangan Islam.
Rektor IZU, profesor Mehmet Bulut mengatakan, konferensi akan dilakukan secara daring untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal ini diakibatkan adanya pandemi covid-19.
"Turki, meskipun memasuki bidang ekonomi Islam dan keuangan agak terlambat, dengan latar belakang sejarah dan pengetahuannya memiliki potensi untuk memimpin bidang tersebut. Berkat konferensi tersebut, peluang bagi akademisi bergengsi untuk bekerja di Turki akan meningkat," kata Bulut, dilansir dari laman Daily Sabah Sabtu (13/6).
Beberapa nama yang dijadwalkan untuk memberikan pidato selama konferensi di antaranya, Menteri Perbendaharaan dan Keuangan Turki Berat Albayrak, Menteri Ekonomi Pakistan Abdul Hafeez Shaikh, Wakil Presiden Bank Pembangunan Islam Zamir Iqbal, Kepala Bank Sentral Republik Turki (CBRT) Murat Uysal, Ketua Dewan Pengawasan dan Pengawasan Perbankan (BDDK) Turki Mehmet Ali Akben, Ketua Dewan Pasar Modal Turki Ali Fuat Taskesenlioglu dan Ketua Asosiasi Industri dan Pengusaha Independen Turki (MUSIAD) Abdurrahman Kaan. Selain itu, banyak peserta terkemuka dari seluruh dunia akan mengomentari topik yang mereka minati selama acara.
Pada konferensi tersebut, topik yang akan dibahas, termasuk uang Islam dan pasar modal di Turki, kewirausahaan, arsitektur keuangan global, ekonomi digital, Revolusi Industri Keempat dan tata pemerintahan yang baik dan pembangunan berkelanjutan akan dibahas.
Adapun Arab Saudi, Malaysia, Qatar dan Inggris merupakan beberapa negara di antara negara-negara yang telah menjadi tuan rumah konferensi dua tahunan semenjak 1976.
Di antara sekitar 500 aplikasi yang diajukan ke konferensi, 200 di antaranya diterima oleh dewan sains. Beberapa dari 132 akademisi dari 32 negara akan mempresentasikan makalah mereka melalui konferensi video.