Jumat 12 Jun 2020 04:33 WIB
Islam

Islam Jawa 1950-an: Jejak Santri Minoritas Menjadi Mayoritas

Perubahan sosial dan politik kaum santri jawa

Santri Jawa di masa lalu.
Foto:

Adanya data yang diungkakan para peneliti asing mengenai penghayatan Islam di dalam benak orang Jawa pada decade 1950-an, di masa kini hampir tidak menyisakan bekas, kecuali satu saja yakni dalam soal pemilihan partai politik.

Fakta ini mengutip amatan politisi Golkar dan salah satu ketua PP Muhammadiyah yang kini menjadi duta besar RI di Lebanon, Hajriyanto Yasin Tohari, dia sempat mengatakan memang  warna batin orang Jawa kini sudah hijau (santri), berbeda dengan masa lalu yang didominasi warna merah (abangan).

’Tapi uniknya, berbeda dengan warna keagamaannya, warna pilihan partainya masih tetap ‘merah’, yakni PDIP. Dan itulah kenyataannya, Entah kapan akan berubah afliasi politisnya menjadi arna yang hijau atau lebih Islamis,’’ kata Hajiryanto sembari terkekeh.

Dan harus diakui situasi itu ada benarnya. Dalam soal jumlah jamaah haji misalnya dari wilayah Jawa masa kini kenaikannya sangat berlipat-lipat. Amatan sampai awal 1980-an, sebuah kota kecil yang berada di Jawa pedalaman (pesesir selatan), jumlah naik haji berkisar hanya puluhan saja. (lihat tabel di bawah soal jamaah haji dari wilayah-wilayah yang penduduknya berbahasa Jawa)

Tapi di masa kini jumlahnya sangat besar mencapai ribuan. atau sekitar 1.500-an jamaah. Jadi ini terlihat terjadi perubahan yang sosial yang dahsyat di kampung-kampung, Bahkan dahulu yang disebut kampung merah (kampung dengan warga banyak pengkut PKI) kini berubah menjadi kampung santri.

Alhasil, pada setiap tahun, kesannya orang Jawa  yang naik haji seperti orang berdarmawisata ke tempat yang dekat saja. Para penduduk desa di Jawa kini sudah lazim pergi haji secara berombongan. Dan ini masuk akal sebab secara keseluruhan jumlah calon amaah haji di Indonesia kini sudah mencapai lebih 2,5 juta orang. Mereka menunggu berangkat ke tanah suci hingga dua puluh tahun lebih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement