REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengomunikasikan penanggulangan Covid-19 melalui pendekatan dari para tokoh agama.
"Pada sore hari ini, telah terjadi kesepakatan antara MUI dengan BNPB untuk mempererat hubungan untuk penanggulangan bencana," kata Sekretaris Satgas Covid-19 MUI, M Cholil Nafis di sela penandatanganan nota kesepahaman MUI-BNPB di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Senin (8/6).
Dia mengatakan MUI-BNPB memprioritaskan penanggulangan pandemi Covid-19. Menurut dia, BNPB merasa penting untuk banyak melibatkan ulama dalam menyampaikan pesan penanggulangan bencana.
"Masyarakat banyak menunggu titah ulama dalam menghadapi bencana. Ulamalah yang akan menyampaikan cara mencintai alam, menjaga kebersihan dan menjaga diri dari penyakit," kata dia.
Ulama perlu lebih banyak mempertegas dakwahnya dalam kaitannya hubungan manusia dengan alam. Sebab Indonesia adalah negara yang paling rawan bencana di seluruh dunia.
Maka, lanjut dia, kesadaran masyarakat perlu digugah oleh ulama berdasarkan ajaran Islam agar umat lebih mencintai alam dan lingkungan untuk memitigasi bencana. "Bahwa dengan cara kita memakai masker berarti telah melindungi mulut dan hidung yang menjadi sumber masuknya virus. Kita jaga diri dengan menjaga jarak dalam rangka menghindar dari penyakit," katanya.
Cholil mengatakan salah satu cara efektif mengajak umat tanpa paksaan yang menyentuh sampai leve paling bawah adalah tausiyah ulama. "Dakwah 'asatidz' (para ustadz) yang bisa memberi literasi kepada umat agar sadar bencana dengan nilai-nilai keimanan," kata dia.
Dia berharap para dai menjadi pahlawan kemanusiaan untuk menyelamatkan umat dari bencana."Seperti soal pandemi Covid-19, diharapkan ulama dapat memberi pelajaran dan kesadaran umat untuk mematuhi protokol kesehatan," katanya.