REPUBLIKA.CO.ID, RAJASTAN – Polisi Distrik Churu, Rajasthan, India melakukan penyelidikan kepada anggota staf rumah sakit swasta di sana. Menurut informasi yang ada, beredar pesan diskriminatif yang ditujukan untuk Muslim di wilayah tersebut.
Polisi menyebut dalam grup perpesanan WhatsApp staf rumah sakit itu, mereka berdiskusi untuk tidak merawat pasien yang berasal dari komunitas minoritas, Muslim, yang menderita Covid-19.
Dilansir di Hindustan Times, pemilik rumah sakit telah menyampaikan permintaan maaf atas percakapan WhatsApp yang beredar. Mereka juga mengatakan jika pesan-pesan tersebut terjadi pada April, ketika jumlah kasus Tablighis tinggi.
Cuplikan perpesanan itu terjadi antara dua staf wanita yang bekerja di Srichand Baradiya Rog Nidan Kendra di kota distrik Sardarshahar. Tampilan pesan itu lantas beredar secara luas, dan polisi mengatakan akan melakukan penyelidikan setelah muncul pengaduan pada Jumat (5/6).
Sebuah pengaduan (FIR) formal diajukan terhadap terdakwa pada Ahad (7/6) kemarin. Pelaku dikenai pasal Bagian 153A (serangan terhadap agama apa pun) dan 505 (Pernyataan condong ke kerusakan publik) dari KUHP India (IPC) dan bagian yang relevan dari pelanggaran Undang-Undang Manajemen Bencana.
"FIR didaftarkan terhadap tiga orang termasuk seorang dokter, seorang teknisi lab dan seorang komplotan, setelah sebelumnya dilakukan penyelidikan awal atas percakapan tersebut. Hasilnya, ditemukan bias terhadap bagian tertentu," ujar petugas kantor polisi Sardarshahar, Mahendra Dutt Sharma, dikutip di Hindustan Times, Senin (8/6).
Direktur Rumah Sakit Srichand Baradiya Rog Nidan Kendra di Sardarshahar, Dr Sunil Choudhary, menyampaikan permintaan maaf melalui unggahannya di media sosial.
"Saya minta maaf untuk obrolan yang semakin viral di media sosial. Saya dan anggota staf saya tidak ingin melukai sentimen agama apa pun. Ke depannya, staf saya akan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik,” kata Choudhary.
Adapun salah satu pesan yang viral dan diperbincangkan antara para staf rumah sakit berbunyi, "Saya bersumpah mulai besok tidak akan melakukan rontgen pasien Muslim." Dalam pesan lainnya dituliskan, "Kita harus berhenti merawat pasien Muslim."