REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Gerakan Bangkit Dari Masjid Arief Rosyid Hasan mengatakan masjid harus menjalankan peran sosial dan ekonomi, bukan hanya menjadi tempat menjalankan ibadah ritual.
"Dewan Masjid Indonesia di bawah Pak Jusuf Kalla sudah membawa visi dewan kesejahteraan masjid harus memakmurkan masjid dan memainkan peran sosial ekonomi," kata Arief dalam acara bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Jumat (5/6).
Arief mengatakan pandemi Covid-19 merupakan momentum untuk mengukuhkan peran masjid yang tidak hanya sebagai tempat menjalankan ibadah ritual, tetapi juga memiliki peran sosial ekonomi. Saat awal pandemi Covid-19, Dewan Masjid Indonesia merupakan salah satu pihak yang pertama kali menanggapi dengan melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan di masjid-masjid yang berada di pusat penularan Covid-19.
"Dewan Masjid Indonesia juga membagikan karbol untuk masjid-masjid. Kami di Gerakan Bangkit Dari Masjid juga mengampanyekan untuk masjid saling membantu, masjid yang lebih besar membantu masjid yang lebih kecil," tuturnya.
Arief mengatakan pandemi Covid-19 memang meninggalkan duka, tetapi tidak sedikit juga hikmah yang ditinggalkan, misalnya kesetiakawanan sosial. Tentang Gerakan Bangkit Dari Masjid, Arief mengatakan terinspirasi dari Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei.
Saat di masyarakat ada diskursus tentang mal dan pasar yang akan mulai dibuka di tengah pandemi Covid-19, beberapa pengurus masjid melakukan beberapa hal kreatif untuk menjalankan peran masjid di sisi sosial ekonomi. "Dua hari lalu setelah Pak Jusuf Kalla bertemu dengan Presiden Joko Widodo lalu meninjau Masjid Al Azhar, beliau secara tegas menyampaikan sebelum yang lain-lain dibuka, yang pertama kali dibuka seharusnya adalah masjid untuk menjawab kerinduan umat yang sangat besar terhadap masjid," katanya.