REPUBLIKA.CO.ID, MAHAKAM HULU -- Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan warga di daerah perkotaan saja, namun meluas hingga ke desa-desa dan di Pedalaman Kalimantan Timur.
Hal itulah yang dirasakan oleh warga yang berada di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kaltim. Menurut Ustadz Taufiq, salahsatu Dai Tangguh BMH yang bertugas di kabupaten tersebut, selama ini semua harga barang sangat tinggi, apalagi dengan adanya pembatasan-pembatasan semakin tinggi.
“Sejak wabah corona, tidak banyak yang bisa dilakukan warga. Kami juga merasa khawatir keluar rumah, bahkan aktivitas dakwah dan mengajar juga kami hentikan. Selain itu, dampak yang juga sangat terasa adalah soal harga barang yang sangat mahal. Di sisi lain, aktivitas bekerja yang dibatasi menyebabkan penghasilan juga menurun sedangkan harga barang mahal khususnya sembako,” kata Ustadz Taufiq dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Taufiq menambahkan, untuk mendapatkan sembako, warga harus mendatangkan dari Kota Samarinda yang jaraknya jika ditempuh dengan kapal kayu makan waktu selama 2 hari 2 malam menyusuri sungai Mahakam. "Jadi, itulah sebab, kenapa harga melambung," imbuhnya.
Menyikapi kondisi tersebut, akhir Ramadhan ini, BMH Perwakilan Kaltim kembali menyalurkan sembako kepada warga terdampak yang berada di Pedalaman Kabupaten Mahakam Ulu, khususnya para mualaf yang menjadi binaan Dai Tangguh BMH di Desa Long Melaham, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahulu.
Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Kaltim M. Rofiq menjelaskan bahwa untuk mualaf pedalaman telah disalurkan sebanyak 300 paket.
“Alhamdulillah, Jumat (22/5) total 300 paket disalurkan untuk mualaf pedalaman. Semoga kebaikan kaum Muslimin melalui BMH itu dapat meringankan beban hidup saudara-saudara muallaf di pedalaman," tutupnya.