REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam mengajarkan agar umat manusia menjaga lidah atau ucapan dari sesuatu yang buruk. Salah satu perbuatan buruk yang berasal dari lidah adalah berkata bohong.
Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah mengingatkan agar manusia jangan berbohong secara sungguh-sungguh atau secara bergurau. Manusia jangan membiasakan diri berbohong dalam bergurau, karena pada akhirnya nanti akan berbohong secara bersungguh-sungguh.
Menurut Imam Al Ghazali, berbohong adalah dosa besar dari yang terbesar. Apabila manusia dikenal sebagai pembohong maka akan hilang keadilan dan harga dirinya. Perkataannya akan hilang makna dan orang lain akan memandang rendah pembohong.
Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Ada tiga perkara yang jika ketiganya berada dalam diri seseorang, maka ia adalah orang munafik, meskipun ia berpuasa dan mengerjakan sholat. Ia adalah orang yang apabila berbicara, ia berbohong, apabila berjanji, ia mengingkari, apabila diberi amanah sesuatu, ia khianat." (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Al Ghazali menjelaskan, apabila kita ingin tahu seberapa jahat perkataan bohong, maka rasakan dan perhatikan perkataan bohong orang lain kepada kita. Kita akan merasa jijik dan memandang hina orang lain yang berbohong kepada kita itu. Kita akan merasakan betapa jahatnya orang yang berbohong itu.
"Bila engkau berbohong kepada orang lain, orang lain juga akan merasakan hal yang sama saat kita dibohongi. Kita tidak dapat mengetahui betapa jahat perbuatan buruk yang engkau perbuat, kecuali engkau merasakan dan memperhatikan perbuatan buruk orang lain terhadap engkau.
Karena itu, Imam Al Ghazali mengingatkan agar manusia jangan suka membuat perkara yang menyebabkan orang lain benci terhadapnya. Ia mengajak manusia menjaga baik-baik seluruh anggota tubuhnya agar tidak berbuat maksiat, termasuk menjaga lidah agar tidak berkata bohong.