Ahad 17 May 2020 13:44 WIB

Ideas: Penghimpunan Donasi Lembaga Filantropi Menurun

Terjadinya gejala resesi ekonomi sehingga menurunnya donatur untuk berdonasi.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II mendonasikan Rp 300 juta kepada Dompet Dhuafa di Gedung Filantropi Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan. Donasi ini kemudian dikonversikan menjadi 1.000 paket sembako.
Foto: Dompet Dhuafa
Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II mendonasikan Rp 300 juta kepada Dompet Dhuafa di Gedung Filantropi Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan. Donasi ini kemudian dikonversikan menjadi 1.000 paket sembako.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga think tank Dompet Dhuafa, Institute For Demographic and Poverty Studies (Ideas) telah melakukan survei yang bertajuk ‘Dampak Covid 19 Terhadap Penghimpunan Donasi di Lembaga Filantropi dan Zakat’. 

Survei yang dilakukan terhadap 100 responden ini bersifat purposive dengan menyebarkan form survei secara online. Di mana 49 persen responden merupakan pegiat sosial yang bekerja di lembaga amil zakat, 15,3 persen bekerja di lembaga yayasan sosial, dan 35,7 persen bekerja pada bisnis sosial (social enterprise).

"Dari survei ini kami menemukan fakta bahwa pandemi Covid 19 berdampak pada menurunnya penghimpunan lembaga secara drastis pada kisaran 20-50 persen. Bulan Ramadhan yang biasanya terjadi puncak penghimpunan, namun pada tahun ini terjadi sebaliknya,” kata peneliti Ideas, Ahsin Aligori, dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (16/05).

Menurut Ahsin, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah penghimpunan lembaga sosial yaitu, pertama terjadinya gejala resesi ekonomi sehingga menurunnya donatur untuk berdonasi dan ini diprediksi akan terjadi sepanjang pandemi.

"Beberapa Lembaga menyatakan bahwa jumlah donasi rata-rata donatur menurun 20 persen. Sebelumnya rata-rata donatur berdonasi sekitar Rp. 100 ribu, pada saat ini sekitar Rp 70-80 ribu. Profile donatur di masing-masing Lembaga 70 persen didominasi oleh donatur kelas menengah sebagai pekerja, karyawan perusahaan dan pebisnis," ungkap Ahsin.

Rata-rata pertumbuhan penghimpunan ZIS dari 2002-2019 sebesar 36.2 persem dengan tingkat pertumbuhan Indeks Produksi Industri (IPI) rata-rata 4.0 persen per tahun. Jika saat Covid-19 nilai IPI mengalami penurunan -0.8 persen, diprediksi berdasarkan hasil simulasi bahwa hal ini berdampak pada penurunan penghimpunan ZIS sebesar -43 persen.

Kedua, berkurangnya donatur karena terdampak PHK. Sangat kecil kemungkinan mereka akan berdonasi kembali. Sekitar 32 persen donatur yang dimiliki oleh lembaga benar-benar tidak bisa berdonasi dan 60 persen donatur lebih memilih berdonasi disekitar lingkungan mereka sendiri.

"Ketiga, Menurunnya transaksi donasi secara langsung (off line) karena diberlakukan PSBB dan physical distancing yang ditetapkan oleh pemerintah untuk pencegahan Covid 19. Keempat, walaupun seluruh program kampanye Covid 19 beralih ke online tetapi dirasakan masih ada batasan kekurangan di mana bagi Lembaga yang memiliki kanal sosial media dan online kurang exposure maka kurang mendapatkan tanggapan dari publik secara online," kata Ahsin.

Kelima, menurunnya donasi khusus program Covid 19 karena semakin banyaknya Lembaga filantropi, organisasi masyarakat, media bermunculan membuka kanal donasi yang sama untuk Covid 19. "Walaupun terjadi penurunan penghimpunan lembaga sosial berkeyakinan bisa survive ditengah pandemik, hal ini terlihat dari 87 persen responden yang mengatakan mereka masih optimis bahwa Lembaga mereka tetap bertahan," ucap Ahsin.

Ideas merekomendasikan beberapa strategi yang bisa diambil oleh lembaga sosial agar mampu bertahan ditengah pandemi yang sampai saat ini belum diketahui kapan berakhir. Strategi tersebut yaitu pertama, harus terjalin kolaborasi program dengan pihak-pihak lain. Ini sangat penting untuk membagi risiko yang akan dihadapi, terutama dengan pemerintah atau Lembaga-lembaga filantropi lain yang bisa saling mendukung dalam pendanaan program covid 19.

Kedua, Strategi mengetatkan keuangan lembaga selama krisis, buat skala prioritas terutama dalam anggaran operasional lembaga. "Strategi berikutnya adalah meningkatkan kanal pembayaran donasi secara digital sejalan dengan meningkatkan branding Lembaga dan untuk Lembaga yang menjadi implementasi proyek dari donor, harus menguatkan kepercayaan kepada donor bahwa Lembaga mereka bisa tetap bekerja sesuai dengan target yang ditetapkan tanpa mengurangi efektifvitas layanan program kepada masyarakat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement