REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily menceritakan nasib para guru ngaji, khatib, dan tokoh agama yang tak menentu saat pandemi virus Covid-19 atau corona. Ia meminta pemerintah untuk lebih memberi perhatian kepada keberlangsungan hidup mereka.
"Biasanya para ustaz mendapatkan 500 ribu sampai 1 juta, sekarang sama sekali mereka tidak dapat. Kita terus terang saja, ini adalah ladang mereka mendapat berkah," ujar Ace, Selasa (12/5).
Menurutnya, bulan Ramadhan di tengah pandemi ini membuat pendapatan mereka tak menentu. Sebab, sejumlah daerah sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), termasuk di masjid.
Menteri Agama Fachrul Razi dimintanya untuk menyampaikan permasalahan ini kepada Presiden Joko Widodo. Agar setidaknya ada alokasi anggaran bagi para guru ngaji, khatib, dan tokoh agama.
"Bukan hanya stimulus ekonomi misalnya bagi pengusaha yang jelas sudah kaya, tapi guru ngaji, kemudian para tokoh ulama," ujar Ace.
Selain itu, ia meminta Kementerian Agama untuk cermat dalam melakukan refocusing anggaran madrasah dan perguruan tinggi. Agar tidak sampai berdampak terhadap siswa dan mahasiswa.
"Harus diberikan anggaran khusus. Keringanan sampai 20 sampai 30 persen. Kalau bisa juga punya sistem," ujar Ace.