REPUBLIKA.CO.ID, SUMBA -- Dompet Dhuafa Nusa Tenggara Timur menggelar program Tebar Zakat Fitrah hingga pelosok termasuk memberikan ke 50 orang di Desa Manuwolu Kecamatan Mamboro Kabupaten Sumba Tengah, Sabtu (9/5). Pendistribusian Zakat Fitrah lebih awal pada Ramadhan sekarang, agar lebih cepat dirasakan oleh masyarakat, khususnya di derah-daerah terpencil pelosok Indonesia.
“Yami alakawa, Ina, Ama, ti Mamboro Sumba peka ki Dompet Dhuafa, terima kasih mi yami rema dhenga,” Ujar Salepi Pila (51) salah satu warga Desa Manuwolu, atau yang disapa Abdullah ini menguncap dalam bahasa Sumba, karena memang tidak mahir berbahasa Indonesia, jika diartikan rasa terimakasih kepada donatur Dompet Dhuafa yang sudah memberikan perhatian kepada maayarakat di Desanya.
Ahmad Shonhaji, selaku Direktur Budaya, Dakwah dan Layanan Masyarakat mengatakan pandemi yang berkepanjangan memang membuat semua elemen negeri bagai tersandera, apalagi dengan kondisi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai Propinsi seluruh Indonesia. Program unggulan dalam mencegah dan menangkal Corona beserta penanggulangan dampaknya akan menghiasai kerja-kerja tim Dompet Dhuafa di Ramadhan 1441 H ini.
Di antaranya ada program Parsel Ramadhan yang sasaran distribusinya hingga ke berbagai pelosok negeri. Ada juga Tebar Zakat Fitrah yang baru saja kemarin (Sabtu, 9/05) mensasar Desa Manuwolu, Sumba Tengah, NTT.
"Hal ini sesuai dengan target kami dalam distribusinya untuk menjangkau seluruh pelosok negeri. Menyentuh mereka masyarakat pra sejahtera yang membutuhkan,” ujar dia.
Ramadhan ditengah pandemi ini, Dompet Dhuafa terus melakukan banyak program yang harapannya berdampak pada para dhuafa. Diantaranya adalah Distribusi bantuan sembako ke banyak titik di beberapa propinsi, menciptakan inovasi Kebun Pangan Keluarga dan Budidaya Ikan Dalam Ember (Budidamber) sebagai upaya untuk antisipasi kebutuhan primer jangka panjang.
Saat ini masyarakat masih bisa mendapatkan bantuan kebutuhan pokok, namun untuk jangka panjangnya perlu dicarikan solusi cerdas. Kebun pangan keluarga dan budidamber menjadi solusi terbaik saat ini, dimana masyarakat diajarkan utk memanfaatkan lahan pekarangan rumah secara efisien. Menanam sayuran sekaligus beternak ikan lele, dengan proyeksi produksi skala rumah tangga yang cukup singkat.
"Kami bersyukur masih dapat menyalurkan amanah untuj berbagi dengan sesama. Sebelum masa pandemi, masyarakat Desa Mambaro memang banyak yang membutuhkan dukungan, terutama para saudara muallaf kita. Apalagi dengan kondisi sosial ekonomi saat pandemi Covid-19 sekarang ini, rasanya kesulitan hidup itu semakin menghimpit. Tentunya kami masih sangat membutuhkan dukungan lebih banyak untuk ikut meringankan kesulitan mereka," tutup drg Tata, selaku Pimpinan Cabang DD NTT.