REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Di hari ke-13 Ramadhan, Dompet Dhuafa memulai Ekspedisi Kebaikan dengan mengirimkan suplai logistik ke sejumlah wilayah di Jawa Barat. Dari markas Disaster Management Center (DMC), Rabu (6/5) pagi, Dompet Dhuafa memberangkatkan sejumlah armada Food for Dhuafa, untuk memulai ekspedisi tersebut.
Armada tersebut diantaranya satu unit unimog, satu unit kendaraan taktis logistik, dua hilux, satu ambulan dan tiga truk. Kesemuanya berisi penuh muatan 2.000 paket sembako dari total target 30.000 paket sembako keluarga.
Ekspedisi kebaikan tersebut dilepas langsung oleh pengurus dan jajaran direksi Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Dengan doa bersama dan seremoni kecil, Nasyith Majidi (Ketua Yayasan DDR), dengan didampingi Yayat Supriyatna (Sekretaris Pengurus), drg. Imam Rulyawan MARS. (Direktur Eksekutif), Ahmad Shonhaji (Direktur Budaya, Dakwah dan Layanan Masyarakat), Benny (Direktur DMC), beserta jajaran manajemen lainnya, melepas rombongan armada Food for Dhuafa.
"Alhamdulillah hari ini kami memberangkatkan ekspedisi kebaikan Food for Dhuafa yang membawa 2.000 paket sembako keluarga setara 25 Ton, yang merupakan kolaborasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH), ke tiga titik distribusi. Ini baru awalan dari target pertama 30.000 paket untuk 12 pos distribusi di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Semoga perjalanan lancar dan bantuan terus mengalir untuk keluarga dhuafa," ucap Nasyith Majidi, selaku Ketua Yayasan DDR saat melepas rombongan armada Food for Dhuafa menuju Depok, Bekasi dan Cirebon.
Kemudian Nasyith Majidi melanjutkan, bahwa di bulan suci ini, menjadi kolaborasi kebaikan dari sejumlah mitra yang penuh arti bagi saudara sesama. Di tengah pandemi virus Corona, semoga semakin banyak yang turut berkolaborasi. Sehingga akan banyak pula yang terbantu.
Di sisi lain hujan deras terus menyelimuti tim selama perjalanan dalam rangka mengantar paket sembako kepada penerima manfaat di tengah ibadah puasa. Jakarta-Cirebon bukanlah perjalanan yang singkat. Butuh setidaknya 5 jam perjalanan dengan kondisi badan yang tetap berpuasa. Para relawan mengisi waktu istirahatnya di rest area.