REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof. Dr. H. Armai Arief, M.A.
JAKARTA -- Semua gerakan lahir dan batin tak ada satu pun yang tersembunyi di sisi Allah SWT. Pada saatnya semua catatan atau rekaman perjalanan hidup kita akan ditunjukkan kepada yang bersangkutan.
Beberapa ahli tasawuf ada yang mengemukakan cara muraqabah yang memungkinkan seseorang dapat mengetahui aib dirinya lebih banyak. Dengan mengetahuinya, dia berupaya untuk merehabilitasi mental dan akhlak.
Cara muraqabah itu antara lain:
a). Konsultasi dengan seorang guru (pembimbing). Tujuannya agar dapat menerangkan dan menganalisis sifat-sifat buruk yang masih menonjol dan perlu segera dihapus darinya. Seorang guru dapat memberikan tuntunan, petunjuk, nasihat pengobatan, dan rehabilitasinya.
b). Mencari seorang sahabat yang jujur dan bijaksana. Tujuannya agar dapat menjadi teman seperjalanan untuk saling bermuraqabah, bermusyawarah dan saling mengingatkan.
c). Memerhatikan perkataan-perkataan musuhnya. Pandangan yang penuh dengan kebencian biasanya terungkap keburukan. Sedang pandangan yang penuh dengan cinta lazimnya buta terhadap cacat pada orang yang dicintainya. Dari perkataan musuh ada yang benar diungkapkannya. Sehingga patut diambil manfaatnya.
d). Berkecimpung dalam pergaulan masyarakat. Di tengah-tengah interaksi dengan masyarakat memungkinkan terlihatnya berbagai macam aib manusia. Kita belajar atas apa yang terjadi di masyarakat sehingga bisa cepat mengevaluasi jika aib itu menyelinap ke dalam diri kita. Hal ini merupakan permulaan yang baik untuk bertindak menghilangkan penyakit.
Bila keburukan berhasil dijauhkan, maka berbahagialah orang itu. Bagaikan orang yang baru keluar opname di rumah sakit dalam keadaan sehat setelah menderita sakit beberapa lama. Dia bersyukur kepada Allah karena telah mengobati hatinya dan mengeluarkan keburukan dari dalamnya.
Rasulullah Saw. bersabda; “Berbahagialah bagi orang yang selalu meneliti aib dirinya dari pada memerhatikan cacat atau aib manusia lain”. (HR. Bazar bin Anas).
Sikap muraqabah merupakan titik tolak kebaikan. Maqam ini dapat dicapai bila seseorang sudah mengadakan muhasabah. Memperhitungkan amal perbuatannya sendiri.
Apabila seseorang telah melakukan introspeksi atas amal perbuatannya, ia mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Dengan begitu akan lahir hasrat untuk memperbaiki diri, mengikuti jalan Tuhan.
Keuntungan orang yang selalu bermuraqabah dan bermuhasabah yaitu;
1. Terpelihara kesucian diri, karena selalu berusaha menempatkan diri dalam pangkuan kasih sayang dan ridha illahi.
2). Terhindar dari segala keburukan dan terus berusaha mempertahankan kesucian diri.
3). Merasa kekurangan dalam amal kebajikan, terutama bila membandingkan dirinya dengan para shiddiqin dan shalihin.
Semakin tinggi orang bermuraqabah dan bermuhasabah, semakin sadarlah ia bahwa dirinya masih sangat tertinggal dalam amal kebajikan. Kesadaran ini akan melahirkan tindakan positif untuk menembus kemunduran dan ketertinggalannya dengan jalan melipatgandakan kebaikan yang telah dilakukannya selama ini.
Dapat disimpulkan bahwa sikap muraqabah dan muhasabah adalah salah satu amal yang dapat meningkatkan daya ruhani dan mental manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Dia menjadi manusia yang hidup dalam ketaatan dan keridhaan Tuhan, terhindar dari segala kemaksiatan dan kemurkaan-Nya.
Semoga wabah Covid-19 tidak menyurutkan ibadah kita kepada Tuhan. Melainkan semakin menumbuhkan kesadaran bertanggung jawab akan pentingnya melaksanakan ibadah. Semoga kita semakin mengenal lebih dekat dengan Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa, sebagai wujud dari ketaatan dan ketakwaan.Wallāhu a`lam bi shawāb.
*Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI. Ketua Kordinasi Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM Insani ICMI, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)