REPUBLIKA.CO.ID, Tumbuh menjadi dewasa dalam tradisi agama tertentu ternyata membuat seseorang tak merasakan kepuasan batin. Makin lama dia menyelami ajaran agamanya, makin dalam dia menemukan kehampaan hati.
Hal itu dialami Rasheed asal Florida Amerika Serikat. Sejak kecil dia sudah diarahkan untuk taat menjalani keyakinan orang tua yang setiap akhir pekan selalu memanfaatkan waktu untuk beribadah. Dia pun diarahkan untuk mendalami pesan-pesan dalam kitab yang menjadi pedomannya.
Rasheed diharapkan dapat menjadi insan yang memahami dan menjalankan tradisi agama dari orang tuanya. Apa yang sudah diajarkan dan dijalani ayah dan ibunya harus Rasheed jalani dalam kehidupan sehari-hari.
Meski diarahkan untuk menjalani keyakinan tersebut, Rasheed ternyata menyempatkan diri untuk mempelajari agama lain. Dia tertarik dengan tradisi timur, seperti Buddhisme, Taoisme, dan Hinduisme.
Tentang Islam? Dia belum tertarik. Mungkin karena pengaruh pemberitaan sejumlah media massa di tempatnya yang kerap memberitakan Islam secara negatif. Ditambah lagi dengan analisis sejumlah tokoh dan intelektual yang kerap mendiskreditkan Islam.
Apakah Rasheed ikut menjelekkan Islam? Tidak. Daripada menghabiskan energi untuk mengikuti apa yang mereka lakukan, lebih baik melaksanakan hal lain yang positif. Alhasil, dia tidak mengkaji Islam. Dia biarkan orang lain mendalami risalah Ilahi itu.
Insiden 11 September yang merobohkan World Trade Center (WTC) Amerika Serikat menjadi perhatian berbagai kalangan. Masyarakat umum pun selalu membicarakan kejadian tersebut sambil mengaitkannya dengan Islam. Namun, lagi-lagi Rasheed belum tertarik untuk memeluk Islam.
Suatu ketika teman dekatnya sejak sekolah membuat keputusan penting. Dia memutuskan untuk meninggalkan agama yang selama ini dianutnya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, tanda seseorang telah memeluk Islam.
Rasheed bertanya-tanya, ada apa gerangan? Bagaimana bisa memeluk suatu keyakinan yang kerap menjadi sorotan negatif banyak orang. Islam terus mendapatkan nilai buruk dari masyarakat setempat karena selalu dikaitkan dengan terorisme dan radikalisme yang menghantui masyarakat Barat.
Kejadian ini membuatnya menghabiskan banyak waktu untuk mendalami Islam. Ajaran apa itu? Siapa yang membawanya? Bagaimana sejarahnya bisa berkembang? Apa dampaknya bagi peradaban lain?
Rasheed mulai mencari jawaban semua pertanyaan itu secara perlahan. Pencarian ini tidak murni untuk mengkaji Islam, tetapi lebih untuk sebuah ambisi untuk mengembalikan teman akrabnya kepada keyakinan sebelumnya.
Ketika mendalami Islam, dia membuat kajian dan tulisan. Rasheed selalu berdiskusi dengan temannya. Perdebatan muncul di antara keduanya, terutama masalah doktrin-doktrin agama. Kemudian, dia terus berdiskusi mengenai Islam dan makin mendalami ajaran tersebut. Perlahan tetapi pasti, benih cinta kepada Islam mulai tumbuh.
Rasheed mulai mengagumi konsep tauhid yang menyuarakan keesaan Tuhan yang menjadi rujukan seluruh makhluk hidup di berbagai zaman. Bagaimana mungkin Allah memiliki keturunan? Bukankah Dia Mahasempurna sehingga tak satu pun makhluk di alam ini yang menyerupainya.
Sebelumnya dia meyakini Tuhan seperti ajaran agama sebelumnya. Namun, sebenarnya dia tak benar-benar memahami konsep ketuhanan dalam ajaran yang diyakininya. Lalu, bagaimana mungkin seseorang memercayai sesuatu tetapi tidak dapat mengerti tentang hal itu.
Allah telah menurunkan para rasul dan nabi untuk membawa manusia kepada tauhid. Namun, apa yang terjadi? Banyak dari mereka yang justru mengingkari ajakan itu. Bahkan, mereka tidak segan-segan memerangi para nabi dan rasul, seperti yang dilakukan Fir'aun terhadap Nabi Musa AS. Proses diskusi panjang inilah yang membawanya justru memeluk Islam.
Dia akhirnya menyadari bahwa tak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat syahadat dibacanya pada 2004. "Ya, saya tidak mencari kebenaran seperti yang dilakukan beberapa orang. Namun, saya rasa Allah-lah yang menuntun saya. Alhamdulillah," tutur dia dalam sebuah wawancara.
Jujur, setelah memeluk Islam hidupnya belum banyak berubah karena dia dibesarkan dengan kebiasaan yang baik. Gaya hidupnya pun tidak banyak berubah. Namun, di dalam Islam dalam satu hari ada banyak ibadah yang dilakukan seperti sholat lima waktu. Dia juga berhenti makan daging babi.
Sebelum memeluk Islam, dia tidak pernah menjadi pecandu alkohol sehingga gaya hidup peminum memang tidak pernah dilakukannya. Ajaran ini adalah cara hidup yang sempurna.
"Islam satu-satunya cara hidup yang harus diikuti orang. Ini adalah cara hidup yang lengkap yang tidak akan Anda temukan dalam agama lain," kata dia sebagaimana dikutip dari Youtube.
Risalah Ilahi ini merupakan yang paling logis dan tidak ditemukan pada agama lain. Islam adalah agama yang masuk akal. Di dalamnya terdapat pedoman hidup yang diperintahkan dan diatur oleh Allah SWT dengan sempurna.
Bagi mereka yang baru mengenal Islam, Rasheed menyarankan agar yakinlah pada Tuhan dan jangan khawatir. Jika memiliki teman Muslim, mereka dapat mengajari tentang Islam dan selalu bersedia untuk berdiskusi. "Jangan malu untuk meminta diajak ke masjid dan berbicara dengan imam masjid," kata dia.
Jika seseorang memutuskan mengambil jalan Islam, selamatlah dia. Islam memiliki doa dan petunjuk agar sukses dalam kehidupan ini maupun akhirat. Rasheed menyarankan beberapa hal bagi mualaf maupun mereka yang baru mempelajari Islam.
Pertama, setiap orang harus mewaspadai informasi apa pun yang didapatkan terkait Islam. Jangan terburu-buru bergabung dengan sekte atau aliran tertentu berslogan dan terkait dengannya.
Kedua, pelajari informasi yang didapatkan. Tidak perlu terlalu terburu-buru karena informasi pertama biasanya baru permulaan jalan kebenaran yang akan dilalui. Ketika baru mulai, tidak bisa seseorang mencapai kebenaran tertinggi dalam waktu cepat.
Ketiga, maksimalkan waktu dan terus sucikan niat untuk mencari kebenaran. Lakukan segala sesuatu hanya demi Allah, terutama dalam beribadah.