Jumat 03 Apr 2020 10:16 WIB

Menkes India Buru 500 Orang Ikut Acara Jamaah Tabligh

Pencarian anggota Jamaah Tabligh di India dilakukan selama 24 jam nonstop.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Menkes India Buru 500 Orang Ikut Acara Jamaah Tabligh. Paramedis India memeriksa nama jamaah yang mengenakan masker sebelum diberangkatkan menuju fasilitas karantina saat terjadinya wabah virus Corona di daerah Nizamuddin, New Delhi, India, Selasa, (31/3). Polisi telah menutup daerah itu setelah beberapa orang yang menghadiri sebuah sidang Islam awal bulan itu dinyatakan positif Covid-19
Foto: Manish Swarup/AP
Menkes India Buru 500 Orang Ikut Acara Jamaah Tabligh. Paramedis India memeriksa nama jamaah yang mengenakan masker sebelum diberangkatkan menuju fasilitas karantina saat terjadinya wabah virus Corona di daerah Nizamuddin, New Delhi, India, Selasa, (31/3). Polisi telah menutup daerah itu setelah beberapa orang yang menghadiri sebuah sidang Islam awal bulan itu dinyatakan positif Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Kesehatan India Assam Himanta Biswa Sarma melakukan operasi 24 jam nonstop guna melacak 500 orang dari negara bagian yang mengikuti aktivitas keagamaan di Masjid Nizamuddin, Delhi, pada bulan lalu. Dilansir di NDTV, Jumat (3/4), sebagaimana diketahui acara keagaman di masjid itu telah dimunculkan sebagai pusat Covid-19 terbesar di India. Sarma mengatakan, setidaknya terdapat 16 orang dari mereka yang dilacak ke acara yang diadakan di Markaz atau markas besar kelompok Jamaah Tabligh untuk menjalani tes Covid-19.

"Kami memiliki informasi tentang 732 orang yang terkait dengan Nizamuddin. Dalam penyelidikan kami, kami menemukan 226 tidak hadir di Markaz, tetapi di daerah Nizamuddin umum. Kami dibiarkan mencari tahu 503 orang. Kami meluncurkan perburuan. Kami telah mampu melacak 488 orang. Kami masih mencari 15 orang lagi," kata Sarma.

Baca Juga

Pejabat senior pemerintah negara bagian mengatakan kepada NDTV bahwa hingga Rabu malam mereka mencari lebih dari 100 orang. Sebagian besar dari mereka bersembunyi. Bahkan, polisi tidak dapat membuat banyak kemajuan.

Pemerintah membuka nomor teleepon pengaduan 104 untuk mencari mereka. Sejumlah telepon pun mulai berdatangan dari penduduk desa, bahkan kerabat banyak orang yang telah kembali dari jamaah Nizamuddin, tetapi tidak mengungkapkannya.

"Tidak seperti banyak negara bagian lain, kami sudah memiliki nomor saluran bantuan departemen kesehatan lengkap. Orang-orang di Assam sangat sadar akan hal itu. Ratusan telepon datang yang membantu kami melacak orang-orang ini," kata Sarma.

Di sinilah tim helpline departemen kesehatan kembali masuk. Mereka mulai berbicara kepada orang-orang tersebut dan meyakinkan mereka.

"Kami harus memastikan mereka bekerja sama dengan kami. Kami meyakinkan mereka bahwa itu untuk kebaikan mereka. Tidak banyak yang memiliki smartphone. Siapa pun yang memilikinya, kami melakukan panggilan video untuk menjelaskannya. Idenya adalah mendapatkan kepercayaan mereka sebelum tim pekerja kesehatan kami mencapai mereka sehingga mereka tidak melawan," ujarnya.

Petugas Nodal dari proyek Helpline Pomi Baruah mengatakan, berbekal informasi, departemen kesehatan dengan bantuan pemerintah kabupaten dan polisi melancarkan operasi pada Rabu malam untuk menemukan semua orang yang "tidak bisa dilacak" dalam waktu 24 jam. Seorang pejabat senior Departemen Kesehatan Assam mengatakan, pihaknya telah mengarantina 395 orang yang merupakan peserta tabligh.

"Dari mereka, kami telah mengumpulkan sampel 361 dan telah mengirimkan tesnya. Hasilnya akan datang pada hari Jumat. Kami akan mendapatkan gambaran yang jelas besok setengah hari pertama. Angkanya mungkin naik," kata Sarma.

Para pejabat juga menambahkan, sekarang tugas mereka hampir berakhir dengan operasi nonstop 24 jam yang diklaim cepat, yakni pengujian terhadap orang-orang akan dilacak dengan cepat. "Awalnya daftar yang kami terima jumlahnya lebih sedikit, tetapi segera tim pengawasan departemen kesehatan beraksi, ketika kami mulai menjangkau orang-orang ini dan pusat panggilan kami mulai menerima telepon. Kami mulai mendapatkan umpan balik dari lapangan, dan set ini menjadi lebih besar. Tantangannya adalah mendapatkan orang-orang yang telah mengunjungi Nizamuddin Markaz dan pelacakan kontak mereka, mendapatkan lebih banyak orang dikarantina," ujar Sekretaris Kesehatan Assam Samir Sinha kepada NDTV.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement