REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG— Sejumlah santri dan pekerja migran Indonesia yang baru tiba di wilayah Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, yang telah memiliki surat keterangan sehat terus dipantau kondisinya oleh tim surveilans untuk memastikan kondisi kesehatannya.
"Meski sudah dilengkapi surat keterangan sehat, tapi tetap disarankan untuk mengisolasi diri dan juga tetap diawasi. Pengawasan dilakukan oleh Satgas di desa kelurahan yaitu tim surveilans untuk memantau," ujar Camat Kuta Selatan, I Ketut Gede Artha, saat dikonfirmasi dari Mangupura, Badung, Selasa (31/1).
Dia menjelaskan, beberapa hari terakhir memang ada sejumlah santri dan pekerja migran yang datang dari luar negeri.
Santri tersebut menuntut ilmu di pondok pesantren yang berada di wilayah Jawa Timur yang diliburkan sementara sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 atau virus Corona yang orang tuanya tinggal di sejumlah wilayah termasuk di kawasan Kuta Selatan.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Badung terkait sejumlah santri dan warga yang datang dari kapal pesiar ini," kata Ketut Gede Artha.
Untuk mengetahui lokasi tempat tinggal mereka, pihaknya juga telah meminta data dari para santri dan pekerja migran yang kemudian akan diinfokan ke masing-masing Satgas Covid-19 di kelurahan untuk melakukan pengawasan.
Sebelumnya, pada Ahad (29/3) lalu, ratusan santri asal Bali tiba di kawasan Kuta, Badung, usai pondok pesantren tempat mereka menuntut ilmu yang terletak di kawasan Probolinggo, Jawa Timur, diliburkan untuk sementara sebagai langkah antisipasi Covid-19.
"Mereka ini pondok pesantrennya diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona dan pulang ke Bali karena orang tua mereka berasal dari Pulau Dewata," ujar Dansatgas NU Peduli Covid-19 Bali, Ekky Reza.
Dia mengatakan, sebelum para santri itu berangkat di wilayah Kabupaten Badung, mereka sudah menjalani pemeriksaan kesehatan. Setibanya di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, petugas juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada para santri.
"Saat tiba di Bali, kami juga melakukan penyemprotan disinfektan terhadap santri dan barang bawaannya sebagai langkah preventif pencegahan penyebaran Covid-19. Selama di rumah mereka juga diimbau untuk melakukan pola hidup bersih dan juga melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," kata Ekky Reza.