REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Wabah Covid-19 telah membuat masyarakat gelisah. Hal ini berdampak pada semua sektor kehidupan, termasuk pendidikan.
"Wabah ini benar-benar luar biasa. Kami dari pihak pesantren pun harus mengambil keputusan bersama para orangtua santri perihal pemulangan mereka agar lebih aman dan terjaga dari penyebaran Covid-19," terang Kepala Sekolah SMP Hidayatullah Kudus, Jawa Tengah, Robi Muhtadi, Senin (30/3).
Pemulangan sekitar 200 santri itu dilakukan secara bertahap selama dua hari. "Santri putri dipulangkan Ahad (29/3) dan santri putra Senin (30/3)," imbuh Robi melalui rilis yang diterima Republika.co.id.
Dalam prosesnya, para santri harus dijemput oleh orang tuanya. Mereka dilarang menggunakan angkutan umum.
Sebagai upaya pencegahan, Laznas BMH Gerai Kudus memberikan layanan semprot disinfektan kepada segenap orang tua yang datang ke pesantren.
"Jadi, sebelum masuk dan meninggalkan pesantren orang tua santri yang menjemput tersebut disemprot cairan disinfektan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan TASK Hidayatullah, terutama mobil yang digunakan para orangtua dan wali santri," terang Koordinator BMH Gerai Kudus, Eko Kusnianto.
“Sebelumnya, kami juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi pondok, masjid dan asrama. Para santri juga diberi masker,” ungkapnya.
Layanan ini mendapat apresiasi dan membuat para guru dan orangtua santri merasa sangat terbantu.
"Alhamdulillah kami mengapreasi apa yang dilakukan oleh BMH, berupa layanan penyemprotan cairan disinfektan dan pembagian masker. Ini sangat membahagiakan kami. Sebab, ikhtiar pencegahan telah dilakukan dengan baik," tutur Maya Fitriana, selaku penanggungjawab kepulangan santri putri.