REPUBLIKA.CO.ID,LAGOS -- Pemerintah Negara Bagian Lagos telah mengumumkan rencana untuk menghentikan Sholat Jumat dan kebaktian pada Ahad. Kebijakan ini diambil setelah lima kasus COVID-19 terkondirmasi di Nigeria.
Komisaris Informasi, Gbenga Omotoso mengungkapkan ini pada konferensi pers, Rabu (18/3). Maka untuk mengurangi penyebaran COVID-19 yang lebih luas, dan telah menyebabkan ditutupnya banyak perekonomi di Eropa dan dunia, pemerintah mengambil jalan tersebut.
Dikutip di Daily Post Nigeria, pemerintah Nigeria juga telah memberlakukan larangan perjalanan ke 13 negara dengan risiko tinggi coronavirus. Omotoso mengatakan para pemimpin agama di negara bagian Lagos akan disarankan menutup layanan bagi kepentingan publik.
“Kita semua sadar bahwa Pemerintah Federal meminta Korps Layanan Pemuda Nasional untuk menutup kamp-kamp orientasi. Selasa (17/3) lalu, Komisaris Dalam Negeri mengatakan akan ada pertemuan dengan para pemimpin agama hari ini (Rabu)," ujarnya dikutip di Daily Post Nigeria, Kamis (19/3).
Dalam pertemuan tersebut, disarankan kepada para pemimpin agama untuk menghentikan ibadah sholat Jumat dan ibadah Ahad, serta layanan di mana pun yang membutuhkan pertemuan dengan jumlah besar manusia.
"Dengan perkembangan terbaru, saya yakin mereka akan disarankan untuk menutup layanan untuk kepentingan publik dan kita semua. Saya yakin mereka akan mematuhi," lanjut Omotosho.
Manajemen NYSC pada hari Selasa menangguhkan kamp orientasi tanpa batas waktu. Ini mengikuti protes dari Nigeria atas penyebaran COVID-19 dan perlindungan Nigeria.