REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Dewan Keamanan Nasional (NSC) mengumumkan warga Malaysia masih dibolehkan mengadakan pemakaman Muslim. Namun tanpa ada kerumunan selama pekan penghentian kegiatan yang tidak penting di seluruh negeri.
Dilansir di malaymail.com, Selasa (17/3) NSC akan memantau wabah Covid-19 di Malaysia seriap hari. Dan, merilis setiap sekitar pukul 14:00 daftar pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) untuk memberikan rincian dan saran tentang apa yang harus dilakukan warga Malaysia selama lockdown dua pekan dari (18/3) hingga (31/3).
NSC memberikan skenario untuk sholat jenazah untuk orang meninggal dunia dan pembacaan doa tahlil diperbolehkan jika seseorang yang bukan pasien Covid-19 meninggal di rumah. “Dapat ditangani dengan kerabat terdekat hanya dengan komite manajemen masjid/surau saja. Sholat jenazah hanya tanpa tahlil, ” NSC mengatakan dalam jawaban singkatnya tentang masalah ini.
Sholat jenazah biasanya singkat dan berlangsung hanya beberapa menit sedangkan kegiatan tahlilan dengan ritual yang jauh lebih lama yang biasanya melibatkan kerumunan orang berkumpul. Untuk melafalkan doa untuk orang meninggal dunia tidak diizinkan termasuk perayaan pernikahan dan pesta.
Perintah pembatasan kegiatan dua pekan pemerintah melarang warga Malaysia mengadakan pertemuan publik, karena Covid-19 lebih mudah menyebar di tengah keramaian.
Bahkan sebelum perintah dua pekan ini diumumkan, pemerintah sebelumnya mendesak untuk menunda pertemuan massal dan menyarankan warga Malaysia untuk berlatih menjaga jarak sosial atau tinggal setidaknya satu meter dari satu sama lain untuk membantu memperlambat penyebaran Covid-19.