REPUBLIKA.CO.ID, Ayat-ayat Alquran pun banyak yang menyinggung masalah penghijauan dengan cara menanam dan bertani.
Dalam hal ini, Allah SWT Sang Pencipta telah menyediakan berbagai fasilitas yang melimpah untuk menanam pohon, sayur-sayuran dan sebagainya.
Pertama, ''Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langin, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan. Maka, Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menhijau itu butir yang banyak. Dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.'' (QS Al An'am: 99).
Kedua, ''Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman atas sebagian yang lain dalam rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.'' (Ar Ra'd: 4).
Ketiga, ''Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagian menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.'' (QS An Nahl: 10-11).
Menurut ulama besar asal Mesir yang kini menetap di Qatar Dr Syekh Yusuf Al Qardhawy dalam bukunya Islam Agama Ramah Lingkungan, ada dua pertimbangan Allah menjadikan penghijauan untuk manusia. Pertama, pertimbangan manfaat. Al Qardhawy menunjuk ayat Abasa 24-32:
''Maka, hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan ari (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.''
Al Qardhawy menjelaskan, salah satu manfaat dari tanaman adalah untuk makanan, yang bahkan telah dinikmati manusia semenjak dulu.
Pertimbangan kedua dari perhijauan, lanjut Al Qardhawy, adalah untuk keindahan. ''Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya...'' (QS An Naml: 6).
''Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.'' (QS Al Hajj: 5). Mengutip Imam Qurtubi dalam tafsirnya, Al Qardhawy menyatakan, bertani (penghijauan) merupakan fardlu kifayah. Karena itu, katanya, pemerintah harus menganjurkan masyarakat untuk melakukan penghijauan, yang salah satu bentuk usaha itu adalah dengan menanam pepohonan.