Ahad 08 Mar 2020 06:19 WIB

LKNU: Tingkat Kematian Corona Lebih Rendah Dibandingkan MERS

LKNU berharap masyarakat tak panik terhadap virus corona.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Jakarta Islamic Centre (JIC) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara menyelenggarakan kegiatan Istighotsah Kubro dan seminar tentang wabah virus corona di Ruang Serba Guna JIC, Jakarta Utara, Sabtu (7/3).
Foto: dok. Istimewa
Jakarta Islamic Centre (JIC) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara menyelenggarakan kegiatan Istighotsah Kubro dan seminar tentang wabah virus corona di Ruang Serba Guna JIC, Jakarta Utara, Sabtu (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Lembaga Kesehatan PBNU (LKNU), dr. Rheza Maulana Syahputra mengatakan, masyarakat tidak perlu panik terhadap virus corona. Karena, menurut dia, tingkat kematian dari virus corona masih rendah dibandingkan dengan virus-virus berbahaya lainnya, seperti virus SARS dan MERS.

”Tingkat kematian dari virus corona itu hanya dua sampai tiga orang dari seratus orang yang terkena coronq, dan yang meninggal itu yang sudah berusia lanjut dengan penyakit bawaan," ujar dr Rheza saat menjadi pembicara dalam kegiatan Istighosah Kubro dan seminar tentang wabah virus corona di Ruang Serba Guna, Jakarta Islamic Centre (JIC), Jakarta Utara, Sabtu (7/3). 

 

"Itu lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kematian dari virus SARS dan MERS dengan tingkat kematian sampai puluhan orang dari seratus orang yang terkena virus corona,” ucap dr. Reza. 

 

Dia menjelaskan, penyakit menular berbahaya lainnya yang justru harus diwaspadai di Indonesia adalah Tuberkulosis (TBC). Karena, menurut dia, penderitanya harus terus-menerus minum obat selama berbulan-bulan. Sedangkan penderita virus corona, kata dia, hanya memerlukan peningkatan imunitas tubuh agar tubuh dapat pulih kembali. 

 

Karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar mengonsumsi makanan yang dapat menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, sehingga terhindar dari virus corona. Selain itu, menurut dia, masyarakat juga harus istirahat yang cukup, berolahraga, menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, serta melaksanakan shalat wajib lima waktu, shalat malam, dan berdzikir. 

 

"Seperti Istighotsah juga dapat menentramkan pikiran dan jiwa sehingga pikiran menjadi tentang. Pikiran yang tidak tenang, cemas, malah dapat berefek pada kesehatan tubuh," katanya. 

 

Sementara itu, Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan JIC, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki menjelaskan, virus corona telah menimbulkan ketakutan dan kepanikan di tengah masyarakat setelah Presiden Jokowi mengumumkan bahwa virus corona telah masuk di Indonesia. Karena itu, menurut dia, JIC dan PCNU Jakarta Utara menggelar kegiatan Istighosah Kubro dan seminar tentang wabah virus corona tersebut. 

 

"Karenanya, melalui Istighotsah kubro dan seminar ini, masyarakat, umat, perlu ditentramkan pikiran dan jiwanya serta diluruskan pemahamannya," ujar ustaz Kiki kepada Republika.co.id, Sabtu (7/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement