REPUBLIKA.CO.ID, Suatu ketika, seorang laki-laki datang membawa berita kepada Amirul Mukminin Umar bin Khaththab. Laki-laki itu berharap akan mendapatkan tanggapan yang baik dari khalifah yang terkenal tegas dan gagah berani itu. Dia pun berkata, "Wahai Amirul Mukminin, saya melihat si Fulan dengan si Polan berpelukan di balik pohon kurma."
Namun, apa yang didapatkan laki-laki itu? Alih-alih mendapat pujian karena merasa menegakkan nahi munkar, si laki-laki ini malah dijambak jubahnya oleh Umar. Sang khalifah lalu mengacungkan cambuk kepadanya seraya berkata, "Kenapa tidak kamu tutupi kesalahannya dan harapkan kesadaran serta taubat mereka?
Bukankah Rasulullah telah mengatakan, 'Barangsiapa menutupi aib atau kesalahan saudaranya, maka Allah akan menutupi pula aibnya baik di dunia maupun akhirat?"' Pada kesempatan lain, Umar pernah berpesan kepada khalayak ramai tentang prinsip fiqh yang istimewa. Kata beliau, "Beginilah seharusnya kalian berbuat, jika kalian melihat saudara kalian tergelincir, maka tegakkan dan betulkanlah serta mohonkanlah kepada Allah agar Ia menerima taubatnya. Janganlah kalian menjadi pembantu setan untuk menyesatkannya."
Dari kisah Umar di atas dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa sebagai saudara sesama Muslim, kita dianjurkan untuk saling menutupi aib saudara-saudara kita sesama Muslim. Insya Allah, jika kita berusaha untuk menutupi aib saudara kita, Allah pun akan menutupi aib kita di dunia sekarang yang sedang kita jalani ini serta di akhirat nantinya. Tapi, ini hendaknya tidak diartikan bahwa kita bisa berkolusi dengan orang-orang yang melakukan aib itu.
Setelah menutupi aib seseorang, kita diwajibkan untuk berusaha memperbaiki aib saudara kita dan bukan membantu (serta bekerjasama dengan setan) menjerumuskannya ke dalam kesesatan yang dapat menyebabkan ia masuk ke neraka nantinya. Ingatlah! Bertepuk tangan di dalam dulang, airnya akan mengenai muka kita. Demikianlah ibaratnya, jika kita membuka aib saudara kita, dampaknya pun akan kembali kepada kita sendiri. "Barangsiapa menutupi aib atau kesalahan saudaranya, maka Allah akan menutupi pula aibnya baik di dunia maupun akhirat."