Rabu 04 Mar 2020 12:46 WIB

Kesultanan Ottoman, Dinasti Islam yang Berjaya 600 Tahun

Kesultanan Ottoman runtuh pada 3 Maret 1924.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Kesultanan Ottoman runtuh pada 3 Maret 1924. Sultan-sultan Ottoman
Foto: Arabicpost
Kesultanan Ottoman runtuh pada 3 Maret 1924. Sultan-sultan Ottoman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kurang lebih ada 1263 tahun umat Islam menjalani kekhalifahan setelah Khulafaurrasyidin. Dimulai dari kekhalifahan Umayyah (661-750 M), kekhalifahan Abbasiyah (750-1258 M), dan kekhalifahan Fatimiyah (909-1171), hingga kekhalifahan Ottoman. Kekhalifahan Utsmani atau dikenal Ottoman dalam ejaan Barat, merupakan kekhalifahan Islam terbesar yang bukan dari bangsa Arab. 

Seperti dikutip dari buku berjudul "History of the Arabs" karya Philip Khuri Hitti, disebutkan bahwa kekhalifahan Dinasti Utsmani di Konstantinopel ini berjaya antara 1517-1924 M. 

Baca Juga

Dalam sejarahnya, orang-orang Utsmani berasal dari keturunan kabilah Turkmenistan. Namun serangan orang-orang Mongol di bawah Jenghis Khan ke Irak dan wilayah timur Asia Kecil, membuat Sulaiman (kakek Otsman I) hijrah dari Kurdistan ke Anatolia pada 617 H (1220 M). Mereka kemudian berdomisili di Kota Athlath di sebelah timur Turki. 

Putra Sulaiman, Erthughrul, kemudian menggantikan posisinya sebagai pemimpin kabilah dan bergerak terus ke barat laut Anatolia. Saat melihat pertempuran sengit antara kaum Muslimin Saljuk dan orang-orang Kristen Romawi, kabilah di bawah Ertughrul ini bergabung dengan kaum Muslimin. 

Karena kemenangan dan bantuannya itu, komandan pasukan Islam Saljuk memberi Ertughrul dan rombongannya sebidang tanah di wilayah barat Anatolia, dekat perbatasan Romawi. Ertughrul juga diberi wewenang untuk memperluas wilayahnya hingga ke wilayah kekuasaan Romawi. 

Saat Ertughrul wafat pada 699 H (1299 M), putranya Otsman menggantikannya sebagai pemimpin. Utsman bin Urtughral atau dikenal Osman I inilah kemudian menjadi asal usul nama Utsmaniyah dan juga sebagai pendiri Daulah Utsmani. Memimpin pada 699-726 H (1294-1326), di masanya Otsman I memperluas batas permukiman Turki hingga pinggiran Kekaisaran Bizantium.   

Selanjutnya Daulay Utsmaniyah dipimpin berturut-turut oleh Sultan Orkhan bin Utsman, Sultan Murad I Bin Orkhan (pemimpin Utsmaniyah pertama yang secara resmi menyandang gelar sultan sejak 1383), Sultan Bayazid Bin Murad, Sultan Muhammad I Bin Bayazid, Sultan Murad II Bin Muhammad, dan Sultan Muhammad Al-Fatih atau dikenal Mehmed II. Setelah Sultan Mehmed II, kekhalifazxhan Islam dipimpin 25 sultan Turki Utsmani hingga Republik Islam Turki berdiri.

Namun demikian, dalam perjalanan kepemimpinan Utsmani ini, pemimpin Utsmaniyah yang menyandang gelar khalifah Islam baru dipegang setelah terjadinya penaklukan Kesultanan Mamluk oleh Utsmaniyah pada 1517 di masa Sultan Selim I. 

Sebelumnya, khalifah Dinasti Abbasiyah memimpin Islam di bawah perlindungan Kesultanan Mamluk Mesir. Sultan Selim I resmi menyandang gelar khalifah selepas penyerahan jubah dan pedang Nabi MUhammad oleh Mutawakkil III, Khalifah Abbasiyah terakhir. Sejak itu, umat Islam dipimpin khalifah Turki Utsmani. 

Turki Utsmani merupakan sebuah kekhalifahan yang sangat kuat dalam sejarah Islam. Kerajaan Turki Utsmani kala itu menguasai semenanjung Arab hingga dengan Asia Selatan. Dinasti Turki Utsmani berkuasa cukup lama, yakni sekitar 625 tahun.   

Turki Utsmani pernah berjaya di bawah pimpinan Sultan Mehmet II yang dikenal dengan sebutan al-Fatih (sang penakluk). Sebab di masanya, pemerintahan Islam berhasil menguasai Konstantinopel, kota yang paling tak tertembus di dunia kala itu. 

Mulanya, kota Konstantin dikenal sebagai Byzantium. Pada usia 1.000 tahun saat Konstantin Agung menjadikannya ibu kota Kekaisaran Romawi pada 330 M, kota itu dinamai Konstantinopel. Namun pada 1453, bangsa Turki di bawah kepemimpin Sultan Mehmet II menguasai Konstantinopel dan menjadikannya ibukota Kekaisaran Utsmani dengan namanya Istanbul. 

Ottoman kemudian mencapai puncak kejayaannya pada masa Khalifah Sulaiman al-Qanuni sepanjang abad ke-16 dan 17. Al-Qanuni sendiri bermakna sang pemberi hukum. Ia memerintah antara 1520-1566 M. Pada saat itu, Turki Utsmani dinobatkan sebagai pemilik kekuatan tempur terbesar di dunia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement