REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Islamic Book Fair (IBF) 2020, Syahruddin El-Fikri, mengatakan, jumlah pengunjung pada Kamis (27/2) ini mengalami peningkatan dibandingkan Rabu (26/2) kemarin. Menurut dia, pengunjung IBF didominasi kalangan santri pondok pesantren dari berbagai daerah.
"Hari ini, Kamis, jumlah pengunjung sudah makin membeludak dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Jumat, Sabtu, dan Ahad. Saat ini saja, jumlah pengunjung yang tampak di kedua Hall, baik Hall A dan Hall B, sudah demikian besar," ucap dia kepada Republika.co.id, Kamis (27/2).
Syahruddin menjelaskan, di hari Rabu (26/2) kemarin ada sekitar 37 pesantren dan pada hari Kamis ini diperkirakan akan lebih banyak lagi pengunjung. "Belum nanti di hari Jumat, Sabtu dan Ahad. Diperkirakan ratusan pesantren dengan jumlah santri puluhan ribu hadir di Islamic Book Fair," ucapnya.
Karyawan Penerbit Darus Sunnah, Giri Abimanyu, menilai pengunjung IBF pada hari ini jauh lebih ramai dibandingkan kemarin. Sebagian besar pengunjung dari kalangan pelajar khususnya dari pondok pesantren. Ia meyakini lalu lintas pengunjung pada beberapa hari ke depan akan terus meningkat.
"Traffic-nya ramai banget hari ini. Lebih ramai dari kemarin. Biasanya akan terus ramai. Puncaknya di weekend nanti," kata dia.
Peningkatan lalu lintas pengunjung IBF 2020 berdampak pada penjualan buku-buku terbitan Darus Sunnah. Buku-buku yang laris diboyong pengunjung yakni bertemakan pernikahan dan syariat. Salah satunya buku terjemahan berjudul Al-Kabair: Dosa-Dosa yang Membinasakan, karya Imam Adz-Dzahabi, yang di-syarah oleh oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Salah satu pengunjung IBF 2020, Azzam Adnani, merasa senang bisa hadir di IBF untuk kesekian kalinya. Menurutnya, keberadaan IBF amat penting untuk menumbuhkan literasi Islam terutama di kalangan-anak. Kali ini saja, Ketua Yayasan Akasia Granada itu memborong empat judul buku dengan total 30 eksemplar. Judul bukunya antara lain 24 Kisah Nabi & Rasul, dan Balita Berakhlak Mulia.
Buku-buku tersebut, lanjut Azzam, akan menjadi panduan untuk diajarkan kepada anak-anak di bawah usia 5 tahun di Granada Preschool & Kindergarten, Depok, Jawa Barat. Sekolah ini menyediakan Taman Kanak-Kanak dan day care.
"Iya, buat anak-anak di sekolah, yang usia di bawah 5 tahun," ucap dia, saat ditemui Republika.co.id.