Kamis 27 Feb 2020 06:40 WIB

Anies Yakin Museum Rasulullah Tingkatkan Citra Jakarta

Anies yakin Museum Rasulullah tingkatkan kunjungan ke Ancol.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (tengah), Menteri Agama Republik Indonesia Fachrul Razi (ketiga kanan), Sekjen Liga Dunia Islam Muhammad bin Abdul Karim Al Issa (keempat kiri), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Ketiga kiri), Ketua Panitia Pembangunan Museum Internasional Nabi Muhammad SAW syafruddin (kedua kiri), saat groundbreaking pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW di Ancol, Jakarta, Rabu (26/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (tengah), Menteri Agama Republik Indonesia Fachrul Razi (ketiga kanan), Sekjen Liga Dunia Islam Muhammad bin Abdul Karim Al Issa (keempat kiri), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Ketiga kiri), Ketua Panitia Pembangunan Museum Internasional Nabi Muhammad SAW syafruddin (kedua kiri), saat groundbreaking pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW di Ancol, Jakarta, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyakini kehadiran museum ini nantinya selain meningkatkan citra Kota Jakarta di dunia internasional, juga sangat bermanfaat bagi siapapun yang ingin mengetahui lebih dalam tentang rekam jejak sejarah Rasulullah SAW. Termasuk memberikan tambahan bagi pengunjung Ancol, dari bukan hanya turis domestik namun juga internasional.

"Museum ini juga sebagai simbol Indonesia senantiasa menyebarkan misi risalah Nabi Muhammad yang penuh dengan akhlak mulia, kedamaian, dan kasih sayang," imbuh Anies dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Museum Rasulullah di Ancol, Jakarta, Rabu (26/2).

Baca Juga

Ketua Panitia Pembangunan Museum, Syafruddin memaparkan Kesepakatan Pendirian Museum ini antara DMI dengan Liga Dunia Islam (Rabithah Alam Al Islam) dan Yayasan Wakaf As-Salam Saudi Arabia di Jeddah telah ditandatangani pada 30 September 2019 lalu. Kemudian dilakukan pula kesepakatan penyediaan lahan museum antara DMI dengan Pemprov DKI Jakarta pada 31 Januari 2020.

"Indonesia dipilih karena dipandang sebagai negara besar, moderat dan penuh dengan toleransi dan perdamaian. Dimana Indonesia mampu menjaga persatuan di tengah keberagaman suku budaya agama dan ras," papa Syafrudin.

Ia juga berharap hadirnya museum ini akan membawa misi Islam moderat, dimana di dalamnya akan menggambarkan Sirah Nabawiyah, sejarah Nabi Muhammad SAW yang sangat lengkap. Sebab dilengkapi dengan beragam teknologi, miniatur Masjidil Haram, serta sebuah convention center.

Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla menambahkan, museum ini akan menjadi sebuah museum yang dinamis. Museum yang lengkap dengan ruang diskusinya, dengan segala referensinya. Ini dibutuhkan sebuah kemampuan bersama semua elemen umat Islam, termasuk ormas Islam, cendekiawan, dan ulama.

"Ini sesuatu yang akan menggambarkan awal kemajuan ke depannya. Museum ini bukan hanya bagaimana melihat masa lalu, tapi juga masa depan. Ini tentu dibutuhkan kerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga-lembaga riset, dan juga masyarakat," sebut Jusuf Kalla.

Dalam kesempatan ini, turut hadir Menteri Agama RI, Fachrul Razi; Menteri BUMN RI, Erick Thohir; Menteri Agraria dan Tata Ruang RI, Sofyan Djalil; Para Duta Besar Negara Sabahat; Ketua MUI; Ketua-Ketua Organisasi Islam, dan Ormas; Para Ulama dan Cendikiawan Muslim; Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah; Pimpinan PT. Jaya Ancol, serta Para Pejabat Pemprov DKI Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement